Ini lanjutan dari part 1. Judulnya aku ganti. Ini gabungan dari part 2, part 3, part 4 dan part 5
Part 2
Aku bingung harus bagaimana. Disatu sisi aku suka sama Tyo. Disisi lain Ayu juga suka sama Tyo, aku gamau dia tersakiti karena aku suka sama Tyo. Tapi bagaimana denganku? Apa aku tidak berhak untuk menyukai seseorang? Atau aku tidak berhak untuk bahagia?
"Alzaaaaaa. Kamu itu melamun ya? Coba kamu kerjakan soal-soal dipapan" seru Pak Ari.
Mungkin aku harus mengalah untuk sementara ini. Menahan perasaanku untuk teman baikku. Tapi nantinya aku akan sakit. Ah sudahlah, biarkan ini mengalir saja.
"Za, kamu dipanggil Pak Ari tuh" kata Tiyas yang membuyarkan lamunanku.
"Hah?"Tanyaku kaget
"Disuruh ngerjain soal matematika yang ada dipapan tulis tuh. Lagian kamu daritadi ngelamun sih."
"Iya deh"
Aku kedepan dan mengerjakan soal-soal yang guru berikan. Untung saja aku mengerti dengan pelajaran yang satu ini. Jadi aku selamat dari hukuman Pak Ari. Fiuh! Aku langsung duduk ke tempat dudukku.
"Heh kamu itu ngelamunin apa sih tadi?" Tanya tiyas penasaran
"Eh tapi kamu jangan bilang-bilang ke yang lain ya. Ini cuma rahasia kita berdua."
"Oke. Emangnya kamu mau cerita apa?"
"Jadi ....... aku itu suka sama Tyo. Kan kamu tau sendiri kalo Ayu juga suka sama Tyo. Aku bingung harus ngapain nih"
"Hah? Kamu serius? Mendingan kamu ngalah aja deh sama Ayu. Kan kamu tau sendiri sifatnya Ayu gimana. Dia itu orangnya pemarah dan sensitif"
"Iya aku tau. Aku juga udah mikir kok kalo aku bakalan ngalah"
"Nah bagus deh kalo gitu. Sekarang jangan ngelamun lagi ya. Nanti ada kejadian kayak tadi lagi"
"Oke bossssss"
Aku dan Tiyas kemudian memperhatikan penjelasan dari Pak Ari. Kemudian bel istirahat berbunyi. Aku dan teman-temanku jajan ke kantin. Disaat aku mau beli donat ternyata ada yang mengambil donat yang mau aku beli juga.
"Eh ini punya aku. Aku tadi udah bayar. lepasin" bentakku.
"Gak bisa. Ini punya aku. Aku duluan yang ngambil" kata Rafi
Ternyata dia lagi. Aku jadi tambah sebal dengan orang ini. (Kataku dalam hati)
"Kok anak cowo gamau ngalah sih? Kamu itu harus ngalah sama cewe"
"Terus aku harus bilang WOW gitu?"
"Nyebelin banget sih! Yaudah nih buat kamu aja!" Kataku bete
"Nah gitu kek daritadi" kata Rafi merasa puas
Aku lalu menghampiri teman-temanku dengan tampang bete dan menarik teman-temanku agar kembali ke kelas.
"Za, kamu kenapa sih?" Tanya Nurmala
"Ih aku tuh bete banget sama yang namanya Rafi! Dia itu udah freak, egois, nyebelin lagi! Amit-amit deh punya temen sekelas kayak dia" jelasku
"Emangnya dia kenapa sih?" Tanya Ayu
"Tadi aku beli donat dan pas aku mau ngambil donat itu eh ternyata dia juga mau ngambil. Disitu kita berantem gitu. Huh nyebelin!"
"Wah jangan-jangan kamu itu jodoh sama dia. Dari kemarin kamu ketemu dan berantem terus sama dia. Awas loh nanti jadi suka haha. Eh jangan deh, kan Fitri suka sama Rafi haha "kata Tiyas sambil tertawa
"Ih apaan deh. Fit, kalo kamu suka mah ambil aja. Orang nyebelin gitu, ogah aku mah!" Kataku ketus "Dia itu ganteng tau Za. Huuuu. Kalo kamu sampe suka awas aja" sambung Fitri
"Gak akan. Tenang saja haha"
Bel masuk berbunyi.Kami langsung ke tempat duduk masing-masing. Aku mengikutin pelajaran dengan serius karena aku gamau kejadian tadi terulang kembali. Ada juga terlihat orang-orang yang asyik mengobrol dan bercanda.
Tak terasa bel pulang berbunyi. Semuanya langsung siap-siap untuk pulang. Semuanya sudah tampak bergegas berhamburan keluar kelas. Aku masih saja melototi Rafi. Aku masih tidak terima. Dia itu anaknya egois, nyebelin, kasar. Dan katanya dia juga punya pacar sekarang. Emangnya ada mau ya sama orang kayak gitu? Ih aku sih ogah suka sama dia. Mungkin pacarnya menderita tekanan batin haha.
**
"Za nanti ulangan IPA dan parahnya lagi 5 bab sekaligus" kata Tiyas
"Ah masa sih? Kejam banget" jawabku
"Beneran. Aku tau dari info anak-anak kelas lain. Ada essaynya juga. Aku harus belajar dari sekarang nih "
"Sekarang lagi pelajaran bahasa inggris helawwww. Bukan IPA"
"Duh gapapa ah. Aku takut kalo nanti aku remedial"
"Yaudah terserah kamu"
Aku memperhatikan Bu Ningsih menjelaskan sedangkan Tiyas malah baca buku IPA. Karena suara Bu Ningsih yang kelewatan kecil, jadi aku memutuskan untuk mengikuti jejaknya Tiyas hehe. Aku belajar IPA juga. Untung saja kita tidak ketahuan kalo belajar pelajaran lain. Bel pergantian jam berbunyi. Ini saatnya pelajaran IPA!
"Zaaaa pelajaran IPA nih. Aku takut kalo nanti ulangannya dapet nilai jelek terus remedial" kata Tiyas gelisah
"Tenang aja, nanti kita kerjasama hehe" kataku
"Oke sipsip"
Bu Dias datang dengan membawa sekumpulan kertas ulangan. Lalu dia membagikan kepada semua murid.
"Anak-anak dikerjakan ya dan tidak dapat berisik" perintah Bu Dias
"Iya bu" jawab anak-anak serempak
Soalnya memang susah! Aku dan Tiyas ketar-ketir menjawabnya. Oh God, please help us! Aku dan Tiyas menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan "asal". Aku sudah pasrah dengan hasilku nanti. Semoga saja nilainya memuaskan. Lalu aku dan Tiyas mengumpulkan lembar jawabanku ke depan. Aku melihat si anak 'freak' itu dengan tatapan sinis. Entah kenapa tingkat kebencianku makin hari makin naik. Aku harap aku tidak punya teman seperti dia.
Part 3
Akhir-akhir ini aku suka mikirin Rafi. Kenapa ya? Atau karena aku sebel sama dia udah tingkat max? Aku juga suka kebayang muka nyebelin dia. Hih. Aku juga suka mikirin Tyo. Akhir-akhir ini Ayu dan Tyo semakin dekat. Aku sakit hati melihatnya. Hatiku bagaikan teriris-iris melihat mereka berdua dekat seperti itu. Tapi aku pura-pura terlihat senang dengan kedekatan mereka. Mungkin mereka saling suka. Yasudahlah biarkan mereka bahagia. Toh cinta itu tidak harus memiliki. Tiba-tiba aku melihat Fitri masuk ke kelas. Aku melihat dia seperti ingin menangis. Lalu aku menghampirinya.
"Kamu kenapa Fit?"Tanyaku heran
"Za, aku tadi ngeliat Rafi sama pacarnya lagi pacaran di luar kelas. Pacarnya itu anak kelas 8 pagi, 83 namanya Diah. Aku sakit hati banget ngeliatnya" kata Fitri hampir menangis
"Udahlah Fit, kamu coba lupain dia. Lagian kamu ngapain sih suka sama orang yang udah punya pacar. Lagian dia kan anaknya nyebelin, lupain aja. Kamu harus move on "kataku
"Bener tuh kata Alza. Kamu harus move on. Jangan nangis ya Fit" sambung Nurmala
"Iya deh aku coba ya" kata Fitri
Makin lama aku makin sebal aja sama Rafi. Kenapa sih aku bisa sekelas sama orang kayak gitu? Hih. Memang sih aku akuin dia itu lumayan ganteng, tapi kalo nyebelin tetep aja nyebelin.
**
Sudah 5 bulan aku menjadi bagian dari kelas 86. Orang-orangnya juga baik, ramah, dan asyik. Aku semakin betah disini. Aku sekarang udah berhasil move on dari Tyo. Aku jadi akrab sama teman-teman cowokku Tyo dan Rian semenjak mereka duduknya dipindah didepan tempat dudukku dan Tiyas. Kalau yang ceweknya aku akrab semua kecuali Lina dan Anis.Menurutku mereka itu orangnya 'freak' dan nyebelin sama kaya Rafi. Kita selalu curhat berempat. Aku, Tiyas, Tyo dan Rian.
"Za, kayaknya si Ayu itu suka sama aku deh. Soalnya dia itu sering smsin aku dan ngedeketin aku terus. Aku sebenernya gak suka sama dia, eh tapi dia malah ngedeketin aku terus" cerita Tyo
"Dia emang suka sama kamu tau. Kok kamu gak suka sama dia? Dia itu kan cantik "kataku
"Aku gak suka sama orang yang gampang marah dan sensitif kayak dia. Aku dulu suka sama dia, tapi sekarang enggak"
"Oalah. Yaudah deh, kan kalo perasaan mah gak bisa dipaksa. "
"Kamu bilangin ya ke Ayu kalo aku gak suka sama dia. Aku rada risih di deketin sama dia"
"Kamu aja deh yang bilang. Aku takut. Kamu omongin baik-baik sama dia supaya dia ngerti. kan ini masalah kamu dan Ayu "
"Hmmm yaudah deh"
Aku merasa kasihan dengan Ayu. Cinta dia bertepuk sebelah tangan. Untung saja aku sekarang tidak suka dengan siapapun.
**
Sekarang pelajaran IPS. Karena yang sedang menerangkan bukan Bu Rostika, aku jadi tidak terlalu mendengarkan pelajarannya. Kalau Bu Roma yang menjelaskan, aku sedikit bosan. Tiba-tiba Tiyas berbicara.
"Alza aku mau cerita nih" kata Tiyas
"Cerita apa?"
"Aku itu ......."
"Kamu kenapa sih? Aku jadi kepo nih"
"Aku suka sama Aldy hehe"
"Kamu serius?! Di kan anak 'bandel' gitu "kataku sambil mengangkat tangan dan menggerakan dua jari "Aku juga gatau. Tiba-tiba aja aku jadi suka sama dia"
"Kamu mendingan gak usah suka sama dia. Nanti kamu sakit hati. Aku gamau kalo teman aku sakit hati"
"Aku coba ya Za" katanya sambil sedikit sedih
"Maaf ya bukannya aku melarang Yas, aku cuma gamau kalo kamu sakit hati"
"Iya gapapa kok Za. Makasih ya kamu udah perhatian sama aku"
"Anytime honey" kataku sambil tersenyum
"Gaya-gayaan deh kamu haha"
"Biarin yeee" jawabku sambil menjulurkan lidah
Bel berbunyi. Seperti biasa, setiap istirahat aku, Fitri, Ayu, Tiyas, Nurmala, Tyo dan Rian selalu ke kantin bersama.
"Haduh gak kerasa senin besok udah UAS" kata Rian memulai pembicaraan saat istirahat
"Ah aku mah tenang saja. Kan tiap hari aku sudah belajar haha "kata Fitri
"Tau deh yang pinter mah" kata Nurmala
"Huuu Fitri sombong huuuu" kata Tyo.
"Tau nih semprotin pake air aja yuk" kata Ayu
"Eh jangan dong. Aku kan tadi cuma bercanda" Fitri dengan wajah cemberut
"iya iya. tapiiiiii ......... " Aku menyiprati Fitri dengan air minum
"Eh Alzaaaa, aduh basah nih baju aku" kata Fitri
"Biarin ah. Ayo semuanya ikutan" kataku sambil tertawa
Semuanya ikutan menyemproti Fitri dengan air. Seru sekali.
"Rasain kamu Fit haha" kata Rian tertawa
"liatin aja baju kamu bakalan basah banget haha" kata Ayu Aku sangat bersemangat menjaili Fitri haha.
Tiba-tiba tanpa sengaja aku salah menyemprot. Ternyata aku menyemprot ke Rafi. Oh my God! It's not good!
"Yah baju aku basah. Heh Alza! Baju aku basah!" Bentak Rafi
"Ya ampun maaf banget Fi. Aku gak sengaja. Sini aku elapin" kataku sambil mengelap baju Rafi tapi tanganku ditepis Rafi
"Gak usah! Seneng kan kamu kalo aku begini? Gak usah sok baik deh!"
"Heh bro. Dia kan udah minta maaf. Ngapain ngebentak sih? Dia kan udah minta maaf "Kata Rian
"Gak bisa gitu lah bro. Dia kan cewe, gak pantes dibentak" sambung Tyo
"Udahlah berisik banget sih kalian semua. Kalo mau mainan air dilapangan. Jangan dikantin. Disini buat tempat makan! " Kata Rafi membentak kita semua dan lalu pergi.
"Za, sabar ya. Jangan pikirin dia." Kata Tiyas
"Duh Yas, aku jadi tambah sebel sama dia. Hih amit-amit deh" kataku kesal
"Untung kamu udah move on dari Rafi. Dia itu bukan cowo terbaik buat kamu Fit" kata Ayu
"Hehe untung aja ya. Coba belom, aku bisa sakit hati kali "kata Fitri
"Iya iya. Udahlah kita ke kelas aja. Lagian kan bentar lagi bel" kata Nurmala
"Yaudah yuk" ajak Tyo Sejak kejadian itu kebencianku terhadap Rafi makin max! Aku gak akan mau baikan sama dia sebelum dia minta maaf!
Part 4
Akhirnya UAS sudah selesai. Untung saja aku bisa mengerjakan soal-soal itu.Sejak UAS aku jarang memegang hp karena aku fokus belajar.
"Guys. Kita ke mall dulu yuk? Biar kita refreshing, kan UASnya udah selesai" Ajak Fitri. Dia memang shoppingholic! Kalo diajak ke mall pasti belanja.
"Hmmm ayok" kata Nurmala
"Eh si Tyo sama Rian gak diajak?" Kataku
"Ajak aja dia. Kan dia di mall suka main game" kata Ayu
"Yaudah. Kita cari mereka dulu" ajakku
Kita mencari-cari mereka berdua. Mereka berdua itu memang kayak anak kembar, kemana-mana berdua. Akhirnya kita menemukan mereka dikantin dengan seseorang yang sangat familiar bagiku.
"Eh ada Rafi juga disini. Yo, Ian kalian berdua mau ikut kita ke mall gak nih?" Tanya Tiyas
"Aku mau ikut. Sekalian mau refreshing hehe" kata Tyo
"Aku juga sama kayak Tyo. Pasti ikuttt!" Seru Rian
"Kalo aku ikut bisa gak?" Tanya Rafi
"Hah? Kamu mau ikut? Ngimpi aja kali!"Kataku ketus
"Alza, gak bisa gitu. Kamu harus maafin sikap dia waktu itu." Kata Fitri
"Ih apaan sih. Dia aja gak mau maafin aku" kataku
"Jadi aku gak bisa ikut ya?" Tanya Rafi
"Gak!" Bentakku.
Tiba-tiba si Ayu menutup mulutku dengan tangannya sehingga aku tidak bisa berbicara
"Kamu bisa kok" kata Ayu
"Oke makasih" kata Rafi
Disitu aku sangat bete. Beteku sudah mencapai tingkat max! Kenapa dia harus ikut sih?Ah sebel! Sesampai di mall kita sepakat untuk nonton bioskop. Setelah kita membeli tiketnya, kita pun masuk ke dalam bioskop. Dan yang nyebelinnya lagi, aku duduk disamping Rafi! Ini benar-benar hari buruk! Film pun dimulai. Tiba-tiba ada orang yang memegang tanganku.
"Za, maafin aku waktu kejadian di kantin ya. Itu aku lagi badmood banget dan ditambah kamu gak sengaja nyemprot aku pake air. Emosiku jadi gak terkendali" jelas Rafi
"Gak usah pegang tangan aku!" Kataku ketus
"Aku minta maaf ya Za. Aku nyesel banget" kata Rafi memelas
"Yaudah aku maafin. Emangnya kamu kenapa bisa badmood gitu? Maaf ya nanya gini"
"Aku abis putus dari pacarku. Karena aku jujur kalo aku udah suka sama orang lain "
"Hah? Kamu itu gila atau sinting sih?" Kataku kaget
"Lagian kalo aku udah suka sama orang lain buat apa diterusin hubungan aku sama dia"
"Yaudah deh terserah kamu ya"
Aku kembali menikmati film. Film itu sangat seru.Aku sangat suka film action. Tak terasa filmnya sudah habis. Kita langsung keluar bioskop dan menuju restoran favorite kami. Kami sering sekali kesini. Sampai-sampai manager dan pelayannya akrab dengan kami. Aku paling dengan dengan server yang bernama Mas Nino.
"Mas Ninoooooo" teriakku
"Eh ada Mba Alza dan teman-teman hehe. Mau pesen apa nih?"
"Kamu pesen apa Fi?" Kata Fitri
"Aku beef steak sama avocado juice aja" kata Rafi
"Kalo kita kayak biasa ya mas" kata Rian
"Oke. Tunggu ya" kata Mas Nino sambil tersenyum dan berlalu.
"Za, Rafi udah minta maaf kan?" Kata Tyo
"Loh? Kok kamu tau Yo?" Kataku heran
"Dia itu emang mau minta maaf tapi gatau gimana bilangnya. Jadi aku dan Rian menyusun rencana deh hehe" jelas Tyo
"Oalah. Pantes aja"
Rafi hanya tersenyum malu.
"Cie Alza udah baikan sama Rafi cieeee. Kayanya bakalan jadian nih bentar lagi "goda Rian
"Ih apaan deh Ian."
"Gapapa kali Za kalo kamu suka sama Rafi" kata Tiyas
"Gak ah. Apaan sih" kataku
"Bener nih aku bisa suka sama Alza? Sebenernya kan aku suka sama Alza" Kata Rafi
" HAH? APA KAMU BILANG? " Kataku kaget
"Cie Alza cieeee. Gapapa ambil aja Rafi, lagian aku kan udah move on dari dia haha" kata Fitri
"Ehm ehm. Kalo udah jadian PJ ya" kata Tiyas sambil menjulurkan lidah
"Apaan tuh PJ?" Kataku
"PJ itu Pajak Jadian. Hahaha" kata Tiyas tertawa.
"Ih apaan deh kalian semuaaaa" kataku sewot
Semuanya ikut tertawa. Rafi hanya tersenyum malu.Aku bingung dengan semua ini. Apa yang Rafi bilang itu benar? Kalo benar, berarti aku penyebab dia putus dengan pacarnya? Oh God! Ini tidak bagus! Aku jadi semakin bingung dengan hal ini. Makanan kami sudah tiba. Saatnya menyantapnya! Makanan ini sangat enak. Suasananya pun bagus. Detail interiornya aku sangat suka. Makanya aku betah berada di restoran ini. Makanan pun habis. Saatnya kami membayar.
"Mas Nino, minta billnya dong" kata Nurmala
"Iya mba Nurmala" jawab mas Nino sambil mengambil bill dan menghampiri kami sambil membawa bill.
"Eh aku traktir ya teman-teman" kata Rafi
"Wah asyik nih" kata Ayu
"Gak usah. Aku bisa bayar sendiri" kataku
"Gapapa Za. Mumpung aku lagi ada duit" kata Rafi
"Udah deh gak usah" jawabku.
Tiba-tiba Rafi memegang tanganku dan memperhatikanku. Lalu aku menepis tangannya
"Ehm ehm. Duh keselek nih" kata Rian
"Apaan deh Ian" kataku
"Aku bayar ya. Nih mas uangnya" kata Rafi
"Yaudah yuk kita pulang. Udah sore nih" kata Tiyas
"Yah masa aku gak main game sih? Aku pulangnya nanti aja ya. Aku pulangnya kayak biasa sama Rian, Alza dan Fitri "Kata Tyo. Tyo itu memang gamers.
"Yaudah. Aku pulang ya sama Ayu dan Nurmala. Bye muah" kata Tiyas sambil cium jauh
"Aku bisa ikut gak Yo?" Tanya Rafi
"Bisa aja. Ayo kita ke tempat game" kata Rian
"Aku sama Fitri ke butik yang biasa ya" kataku
"Eh aku ikut ya Za? Bisa kan?" Tanya Rafi memohon
"Kamu ngapain ikut? Mau shopping? Haha" kataku setengah tertawa
"Aku mau nemenin kamu" jawab Rafi enteng
"Oh ternyata Rafi mau pdkt nih sama Alza hahaha" kata Tyo
"Aku ke distro duluan ya. Udah gak sabar mau shopping hehe "kata Fitri langsung pergi
"Aku sama Rian ke tempat game biasa ya" kata Tyo sambil setengah berlari dengan Rian
"Loh? Aku sama siapa?" Tanyaku bingung
"Sama Rafi aja ya" kata Rian berteriak
"Yaudahlah. Kita mau kemana Fi?"Kataku pasrah
"Kita beli ice cream yuk" tawar Rafi
"Hmmm it 'sa good idea! LET'S GO" kataku
Aku berjalan dengan Rafi menuju ke toko ice cream. Entah kenapa aku merasa canggung dan hatiku deg-degan. Jangan sampe deh aku suka sama dia. Sesampainya di toko ice cream aku langsung memesan.
"Mas pesan ice cream coklat ya" kataku dan Rafi berbarengan.
"Kamu juga suka ice cream coklat Za?" Tanya Rafi
"Iya, aku suka banget. Kamu ngikutin aku nih" kataku jahil
"Yeh apaan deh. Geer banget nih ya" sambil mengacak-acak rambutku
"Mas mba ini ice creamnya" kata pelayan
"Iya makasih mas. Nih uangnya" kataku seraya membayar ice cream yang ku pesan
"Za, gak usah dibayarin gitu. Aku jadi gak enak" kata Rafi
"Gapapa kok, kan tadi kamu udah bayarin makan aku tadi"
"Oke makasih ya Za"
Kami pun menikmati ice cream itu sambil berjalan mencari Fitri. Ditengah perjalanan, aku sudah menemukan Fitri dengan tas-tas yang berisi barang belanjaannya.
"Ya ampun Fit banyak banget" kataku
"Hehe gapapa ah" kata Fitri cengengesan.
Lalu kami bertiga mencari Tyo dan Rian. Kami menemukan ditempat mereka biasa main. Ditempat game itu ternyata sepi. Tidak ada tanda-tanda adanya Tyo dan Rian. Biasanya kalo sudah main game, mereka suka berisik sendiri. Saat kita cari ternyata mereka tidak ada. Gimana ini?! Apa mereka sudah pulang duluan? Tapi mana mungkin?! Mereka itu paling betah main disini.
Part 5
"Fit kita udah muterin tempat ini 3 kali. Tapi mereka gak ada. Mungkin mereka udah pulang duluan. Kita pulang aja yuk" kataku yang sudah putus asa mencari Tyo dan Rian.
"Kalo mereka udah pulang duluan, pasti mereka sms atau telpon kita Za "jawab Fitri
"Hmmm .... Guys, aku mau ke toilet dulu ya bentar. tungguin ya" kata Rafi
"Yaudah tapi jangan lama-lama ya" kataku Rafi pun pergi ke toilet.
Sesampainya di toilet Rafi menemukan kejanggalan. Dia melihat seseorang berbadan kekar yang keluar dari toilet. Lalu dia mengeceknya.
"Loh? Tyo? Ngapain disini? Kamu kenapa? Kok tangan dan kaki kamu diikat? Mulut kamu juga ditutup lakban begitu. Rian mana?" Tanya Rafi panik.
Lalu dia membuka ikatan yang ada di tangan dan di kaki Tyo. Rafi juga membuka lakban yang ada di mulut Tyo.
"Rian mati Fi" jawab Tyo sambil menangis
"HAH?! JANGAN BOHONG YO! SERIUS. Jangan bercanda. INI GAK LUCU! Bentak Rafi
"Serius.Aku diikat gini sama orang yang berbadan kekar tadi. Tadi aku ngeliat Rian dibunuh. Aku ngeliat Rian dimutilasi. Aku tadi udah berusaha menyelamatkan Rian, tapi jumlah penjahat itu banyak. Aku tidak sanggup melawan "jelas Tyo
"Mendingan kita keluar dari sini. Nanti kita kerumah aku dulu mumpung orang tuaku sedang berada di luar negeri, nanti kamu jelasin sejelas-jelasnya "
"yasudah" jawab Tyo lemas
Tak lama kemudian aku melihat Rafi dan Tyo muncul. Aku tidak melihat tanda-tanda kemunculuan Rian. Aku bingung.
"Rian mana Yo? Kok muka kamu bonyok begitu? Ada apa ini? "Tanya Fitri panik
"Heh jangan main-main ya.Dimana Rian? "Tanyaku yang tak kalah panik
"Nanti kita jelasin. Kita harus kerumah aku. Kita mau jelasin semuanya "kata Rafi tegas
"Yaudah ayo cepetan" kata Fitri
Kita semua langsung menuju ke rumah Rafi. Untung saja Rafi dan Tyo tadi membawa motor. Akhirnya aku naik motor Rafi dan Fitri naik motor Tyo. Tyo dan Rafi mengendari motornya secepat kilat . Tidak lama kemudian kami sampai dirumah Rafi. Kami cepat-cepat masuk ke rumah Rafi dan memasuki kamar Rafi.
"Sekarang ceritain kejadiannya gimana. Harus sejelas-jelasnya "kataku
"Yo jelasin aja" kata Rafi
"Oke jadi gini ceritanya. Tempat main kita tumben sepi banget. Tadi waktu aku dan Rian main game di tempat biasa, tidak sengaja Rian menyenggol minuman orang kekar tadi. Lalu Rian di hajar oleh pria itu, karena aku tidak terima kalau Rian diperlakukan seperti itu aku memukul pria itu. Kami pun berkelahi hebat disitu. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang membawa aku dan Rian ke toilet. Sesampainya di toilet kita di jatuhkan. Aku juga sempat melihat salah satu dari mereka ada yang membawa fotonya Rian. Tiba-tiba Rian ditusuk perutnya oleh salah seorang yang membawa foto Rian. Aku langsung menghajar pria itu tapi rekan dari penjahat itu menghajarku dan aku diikat. Aku tidak bisa melawan karena jumlah mereka yang terlalu banyak. Penjahat yang membawa foto itu lalu mulai memotong-motong tubuh Rian "jelas Tyo sambil menangis ketika menjelaskan kejadian itu
"Terus? Ceritain lagi "kata Fitri penasaran
"Aku cuma bisa melihat tubuh Rian yang malang itu. Aku melihat kalau tulang Rian satu persatu diambil. Aku sampai mau muntah melihatnya. Lalu tubuh Rian dibawa oleh penjahat itu.Penjahat itu juga bilang kalau aku tidak bisa lapor polisi atau aku dan keluargaku akan dibunuh seperti yang mereka lakukan terhadap Rian "
"HAH?! KAMU JANGAN BOHONG! YA AMPUN SADIS BANGET ITU YO! "Kataku kaget sambil menangis
Aku sangat kaget mendengar cerita itu. Aku seakan tidak percaya dengan cerita Tyo. Apa salah Rian?! Apa karena dia menyenggol minuman pria itu sehingga ia dibunuh? Itu tidak mungkin! Itu hanya hal sepele! Aku jadi curiga dengan semua ini. Siapa yang tega membunuh Rian dengan cara sekeji ini?
"Yang aku aneh, kenapa penjahat itu punya foto Rian. Apa mungkin penjahat itu disuruh oleh seseorang? "Sambung Rafi
"Ah aku tidak tau. Aku bingung. Nanti bagaimana kalo ibu Rian bertanya padaku? Aku mau jawab apa? "Kata Tyo
"Sebaiknya kita selidiki hal ini sebelumnya. Sehingga kita tau siapa orang dibalik semua ini. Aku yakin ini pembunuhan berencana "kataku
"Aku takut Za" kata Fitri sambil menangis
"Kita semua takut Fit. Kita semua juga gak nyangka kalau ini terjadi. Tadinya kan kita mau have fun, tapi malah jadi begini "jawabku
"Oh iya, kamu pernah mendengar gak kalau ada kolektor tulang?" Kata Rafi
"Aku gak pernah mendengar hal itu. Emangnya ada ya? "Kataku
"Ada. Aku pernah baca di internet.Tapi dia itu orang luar negeri, bukan orang Indonesia. Apa mungkin mereka ya? Kan tadi kata Tyo, penjahat itu mengambil tulangnya Rian "
"Gak mungkin. Masa kolektor tulang itu ke Indonesia. Aku gak percaya "kata Fitri
"Kita harus katakan ini pada Nurmala, Tiyas dan Ayu" kataku
"Mendingan jangan Za. Kita selidikin ini dulu "saran Tyo
"Gak. Mereka juga kan temen kita. Nanti aku akan bilang ke mereka kalo mereka gak bisa bilang hal ini kepada siapapun termasuk keluarga Rian "
"Yaudah gapapa Yo. Kan mereka temen kita juga "kata Fitri menyetujui
"yasudah. Kalo mau bilang hal ini jangan di sekolah, harus di tempat yang tertutup. "Kata Tyo
"Iya tenang aja Yo. Aku dan Fitri mau pulang. Mau bareng gak Yo? "Tawarku
"Aku nanti dulu aja deh. Masih mau ngobrol sama Rafi "
"Yaudah aku pulang ya. Fi aku dan Fitri pulang dulu ya "
"Yaudah ayo aku antar ke depan"
"Iya makasih ya"
Kita diantar Rafi ke depan sampai naik angkutan umum. Ketika aku dan Fitri naik angkutan umum aku melihat Rafi yang berjalan ke rumahnya. Aku kembali memikirkan Rian . Seolah-olah kenangan-kenangan yang telah aku lewatkan bersama teman-teman dan Rian berputar layaknya film. Aku merindukan sosoknya dia yang ceria dan humoris. Aku tidak menyangka kalau hari ini adalah hari dimana aku melihat dirinya untuk yang terakhir kali. Tak terasa pipiku sudah basah oleh air mataku. Aku dan teman-temanku akan menyelidiki misteri ini!
Part 2
Aku bingung harus bagaimana. Disatu sisi aku suka sama Tyo. Disisi lain Ayu juga suka sama Tyo, aku gamau dia tersakiti karena aku suka sama Tyo. Tapi bagaimana denganku? Apa aku tidak berhak untuk menyukai seseorang? Atau aku tidak berhak untuk bahagia?
"Alzaaaaaa. Kamu itu melamun ya? Coba kamu kerjakan soal-soal dipapan" seru Pak Ari.
Mungkin aku harus mengalah untuk sementara ini. Menahan perasaanku untuk teman baikku. Tapi nantinya aku akan sakit. Ah sudahlah, biarkan ini mengalir saja.
"Za, kamu dipanggil Pak Ari tuh" kata Tiyas yang membuyarkan lamunanku.
"Hah?"Tanyaku kaget
"Disuruh ngerjain soal matematika yang ada dipapan tulis tuh. Lagian kamu daritadi ngelamun sih."
"Iya deh"
Aku kedepan dan mengerjakan soal-soal yang guru berikan. Untung saja aku mengerti dengan pelajaran yang satu ini. Jadi aku selamat dari hukuman Pak Ari. Fiuh! Aku langsung duduk ke tempat dudukku.
"Heh kamu itu ngelamunin apa sih tadi?" Tanya tiyas penasaran
"Eh tapi kamu jangan bilang-bilang ke yang lain ya. Ini cuma rahasia kita berdua."
"Oke. Emangnya kamu mau cerita apa?"
"Jadi ....... aku itu suka sama Tyo. Kan kamu tau sendiri kalo Ayu juga suka sama Tyo. Aku bingung harus ngapain nih"
"Hah? Kamu serius? Mendingan kamu ngalah aja deh sama Ayu. Kan kamu tau sendiri sifatnya Ayu gimana. Dia itu orangnya pemarah dan sensitif"
"Iya aku tau. Aku juga udah mikir kok kalo aku bakalan ngalah"
"Nah bagus deh kalo gitu. Sekarang jangan ngelamun lagi ya. Nanti ada kejadian kayak tadi lagi"
"Oke bossssss"
Aku dan Tiyas kemudian memperhatikan penjelasan dari Pak Ari. Kemudian bel istirahat berbunyi. Aku dan teman-temanku jajan ke kantin. Disaat aku mau beli donat ternyata ada yang mengambil donat yang mau aku beli juga.
"Eh ini punya aku. Aku tadi udah bayar. lepasin" bentakku.
"Gak bisa. Ini punya aku. Aku duluan yang ngambil" kata Rafi
Ternyata dia lagi. Aku jadi tambah sebal dengan orang ini. (Kataku dalam hati)
"Kok anak cowo gamau ngalah sih? Kamu itu harus ngalah sama cewe"
"Terus aku harus bilang WOW gitu?"
"Nyebelin banget sih! Yaudah nih buat kamu aja!" Kataku bete
"Nah gitu kek daritadi" kata Rafi merasa puas
Aku lalu menghampiri teman-temanku dengan tampang bete dan menarik teman-temanku agar kembali ke kelas.
"Za, kamu kenapa sih?" Tanya Nurmala
"Ih aku tuh bete banget sama yang namanya Rafi! Dia itu udah freak, egois, nyebelin lagi! Amit-amit deh punya temen sekelas kayak dia" jelasku
"Emangnya dia kenapa sih?" Tanya Ayu
"Tadi aku beli donat dan pas aku mau ngambil donat itu eh ternyata dia juga mau ngambil. Disitu kita berantem gitu. Huh nyebelin!"
"Wah jangan-jangan kamu itu jodoh sama dia. Dari kemarin kamu ketemu dan berantem terus sama dia. Awas loh nanti jadi suka haha. Eh jangan deh, kan Fitri suka sama Rafi haha "kata Tiyas sambil tertawa
"Ih apaan deh. Fit, kalo kamu suka mah ambil aja. Orang nyebelin gitu, ogah aku mah!" Kataku ketus "Dia itu ganteng tau Za. Huuuu. Kalo kamu sampe suka awas aja" sambung Fitri
"Gak akan. Tenang saja haha"
Bel masuk berbunyi.Kami langsung ke tempat duduk masing-masing. Aku mengikutin pelajaran dengan serius karena aku gamau kejadian tadi terulang kembali. Ada juga terlihat orang-orang yang asyik mengobrol dan bercanda.
Tak terasa bel pulang berbunyi. Semuanya langsung siap-siap untuk pulang. Semuanya sudah tampak bergegas berhamburan keluar kelas. Aku masih saja melototi Rafi. Aku masih tidak terima. Dia itu anaknya egois, nyebelin, kasar. Dan katanya dia juga punya pacar sekarang. Emangnya ada mau ya sama orang kayak gitu? Ih aku sih ogah suka sama dia. Mungkin pacarnya menderita tekanan batin haha.
**
"Za nanti ulangan IPA dan parahnya lagi 5 bab sekaligus" kata Tiyas
"Ah masa sih? Kejam banget" jawabku
"Beneran. Aku tau dari info anak-anak kelas lain. Ada essaynya juga. Aku harus belajar dari sekarang nih "
"Sekarang lagi pelajaran bahasa inggris helawwww. Bukan IPA"
"Duh gapapa ah. Aku takut kalo nanti aku remedial"
"Yaudah terserah kamu"
Aku memperhatikan Bu Ningsih menjelaskan sedangkan Tiyas malah baca buku IPA. Karena suara Bu Ningsih yang kelewatan kecil, jadi aku memutuskan untuk mengikuti jejaknya Tiyas hehe. Aku belajar IPA juga. Untung saja kita tidak ketahuan kalo belajar pelajaran lain. Bel pergantian jam berbunyi. Ini saatnya pelajaran IPA!
"Zaaaa pelajaran IPA nih. Aku takut kalo nanti ulangannya dapet nilai jelek terus remedial" kata Tiyas gelisah
"Tenang aja, nanti kita kerjasama hehe" kataku
"Oke sipsip"
Bu Dias datang dengan membawa sekumpulan kertas ulangan. Lalu dia membagikan kepada semua murid.
"Anak-anak dikerjakan ya dan tidak dapat berisik" perintah Bu Dias
"Iya bu" jawab anak-anak serempak
Soalnya memang susah! Aku dan Tiyas ketar-ketir menjawabnya. Oh God, please help us! Aku dan Tiyas menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan "asal". Aku sudah pasrah dengan hasilku nanti. Semoga saja nilainya memuaskan. Lalu aku dan Tiyas mengumpulkan lembar jawabanku ke depan. Aku melihat si anak 'freak' itu dengan tatapan sinis. Entah kenapa tingkat kebencianku makin hari makin naik. Aku harap aku tidak punya teman seperti dia.
Part 3
Akhir-akhir ini aku suka mikirin Rafi. Kenapa ya? Atau karena aku sebel sama dia udah tingkat max? Aku juga suka kebayang muka nyebelin dia. Hih. Aku juga suka mikirin Tyo. Akhir-akhir ini Ayu dan Tyo semakin dekat. Aku sakit hati melihatnya. Hatiku bagaikan teriris-iris melihat mereka berdua dekat seperti itu. Tapi aku pura-pura terlihat senang dengan kedekatan mereka. Mungkin mereka saling suka. Yasudahlah biarkan mereka bahagia. Toh cinta itu tidak harus memiliki. Tiba-tiba aku melihat Fitri masuk ke kelas. Aku melihat dia seperti ingin menangis. Lalu aku menghampirinya.
"Kamu kenapa Fit?"Tanyaku heran
"Za, aku tadi ngeliat Rafi sama pacarnya lagi pacaran di luar kelas. Pacarnya itu anak kelas 8 pagi, 83 namanya Diah. Aku sakit hati banget ngeliatnya" kata Fitri hampir menangis
"Udahlah Fit, kamu coba lupain dia. Lagian kamu ngapain sih suka sama orang yang udah punya pacar. Lagian dia kan anaknya nyebelin, lupain aja. Kamu harus move on "kataku
"Bener tuh kata Alza. Kamu harus move on. Jangan nangis ya Fit" sambung Nurmala
"Iya deh aku coba ya" kata Fitri
Makin lama aku makin sebal aja sama Rafi. Kenapa sih aku bisa sekelas sama orang kayak gitu? Hih. Memang sih aku akuin dia itu lumayan ganteng, tapi kalo nyebelin tetep aja nyebelin.
**
Sudah 5 bulan aku menjadi bagian dari kelas 86. Orang-orangnya juga baik, ramah, dan asyik. Aku semakin betah disini. Aku sekarang udah berhasil move on dari Tyo. Aku jadi akrab sama teman-teman cowokku Tyo dan Rian semenjak mereka duduknya dipindah didepan tempat dudukku dan Tiyas. Kalau yang ceweknya aku akrab semua kecuali Lina dan Anis.Menurutku mereka itu orangnya 'freak' dan nyebelin sama kaya Rafi. Kita selalu curhat berempat. Aku, Tiyas, Tyo dan Rian.
"Za, kayaknya si Ayu itu suka sama aku deh. Soalnya dia itu sering smsin aku dan ngedeketin aku terus. Aku sebenernya gak suka sama dia, eh tapi dia malah ngedeketin aku terus" cerita Tyo
"Dia emang suka sama kamu tau. Kok kamu gak suka sama dia? Dia itu kan cantik "kataku
"Aku gak suka sama orang yang gampang marah dan sensitif kayak dia. Aku dulu suka sama dia, tapi sekarang enggak"
"Oalah. Yaudah deh, kan kalo perasaan mah gak bisa dipaksa. "
"Kamu bilangin ya ke Ayu kalo aku gak suka sama dia. Aku rada risih di deketin sama dia"
"Kamu aja deh yang bilang. Aku takut. Kamu omongin baik-baik sama dia supaya dia ngerti. kan ini masalah kamu dan Ayu "
"Hmmm yaudah deh"
Aku merasa kasihan dengan Ayu. Cinta dia bertepuk sebelah tangan. Untung saja aku sekarang tidak suka dengan siapapun.
**
Sekarang pelajaran IPS. Karena yang sedang menerangkan bukan Bu Rostika, aku jadi tidak terlalu mendengarkan pelajarannya. Kalau Bu Roma yang menjelaskan, aku sedikit bosan. Tiba-tiba Tiyas berbicara.
"Alza aku mau cerita nih" kata Tiyas
"Cerita apa?"
"Aku itu ......."
"Kamu kenapa sih? Aku jadi kepo nih"
"Aku suka sama Aldy hehe"
"Kamu serius?! Di kan anak 'bandel' gitu "kataku sambil mengangkat tangan dan menggerakan dua jari "Aku juga gatau. Tiba-tiba aja aku jadi suka sama dia"
"Kamu mendingan gak usah suka sama dia. Nanti kamu sakit hati. Aku gamau kalo teman aku sakit hati"
"Aku coba ya Za" katanya sambil sedikit sedih
"Maaf ya bukannya aku melarang Yas, aku cuma gamau kalo kamu sakit hati"
"Iya gapapa kok Za. Makasih ya kamu udah perhatian sama aku"
"Anytime honey" kataku sambil tersenyum
"Gaya-gayaan deh kamu haha"
"Biarin yeee" jawabku sambil menjulurkan lidah
Bel berbunyi. Seperti biasa, setiap istirahat aku, Fitri, Ayu, Tiyas, Nurmala, Tyo dan Rian selalu ke kantin bersama.
"Haduh gak kerasa senin besok udah UAS" kata Rian memulai pembicaraan saat istirahat
"Ah aku mah tenang saja. Kan tiap hari aku sudah belajar haha "kata Fitri
"Tau deh yang pinter mah" kata Nurmala
"Huuu Fitri sombong huuuu" kata Tyo.
"Tau nih semprotin pake air aja yuk" kata Ayu
"Eh jangan dong. Aku kan tadi cuma bercanda" Fitri dengan wajah cemberut
"iya iya. tapiiiiii ......... " Aku menyiprati Fitri dengan air minum
"Eh Alzaaaa, aduh basah nih baju aku" kata Fitri
"Biarin ah. Ayo semuanya ikutan" kataku sambil tertawa
Semuanya ikutan menyemproti Fitri dengan air. Seru sekali.
"Rasain kamu Fit haha" kata Rian tertawa
"liatin aja baju kamu bakalan basah banget haha" kata Ayu Aku sangat bersemangat menjaili Fitri haha.
Tiba-tiba tanpa sengaja aku salah menyemprot. Ternyata aku menyemprot ke Rafi. Oh my God! It's not good!
"Yah baju aku basah. Heh Alza! Baju aku basah!" Bentak Rafi
"Ya ampun maaf banget Fi. Aku gak sengaja. Sini aku elapin" kataku sambil mengelap baju Rafi tapi tanganku ditepis Rafi
"Gak usah! Seneng kan kamu kalo aku begini? Gak usah sok baik deh!"
"Heh bro. Dia kan udah minta maaf. Ngapain ngebentak sih? Dia kan udah minta maaf "Kata Rian
"Gak bisa gitu lah bro. Dia kan cewe, gak pantes dibentak" sambung Tyo
"Udahlah berisik banget sih kalian semua. Kalo mau mainan air dilapangan. Jangan dikantin. Disini buat tempat makan! " Kata Rafi membentak kita semua dan lalu pergi.
"Za, sabar ya. Jangan pikirin dia." Kata Tiyas
"Duh Yas, aku jadi tambah sebel sama dia. Hih amit-amit deh" kataku kesal
"Untung kamu udah move on dari Rafi. Dia itu bukan cowo terbaik buat kamu Fit" kata Ayu
"Hehe untung aja ya. Coba belom, aku bisa sakit hati kali "kata Fitri
"Iya iya. Udahlah kita ke kelas aja. Lagian kan bentar lagi bel" kata Nurmala
"Yaudah yuk" ajak Tyo Sejak kejadian itu kebencianku terhadap Rafi makin max! Aku gak akan mau baikan sama dia sebelum dia minta maaf!
Part 4
Akhirnya UAS sudah selesai. Untung saja aku bisa mengerjakan soal-soal itu.Sejak UAS aku jarang memegang hp karena aku fokus belajar.
"Guys. Kita ke mall dulu yuk? Biar kita refreshing, kan UASnya udah selesai" Ajak Fitri. Dia memang shoppingholic! Kalo diajak ke mall pasti belanja.
"Hmmm ayok" kata Nurmala
"Eh si Tyo sama Rian gak diajak?" Kataku
"Ajak aja dia. Kan dia di mall suka main game" kata Ayu
"Yaudah. Kita cari mereka dulu" ajakku
Kita mencari-cari mereka berdua. Mereka berdua itu memang kayak anak kembar, kemana-mana berdua. Akhirnya kita menemukan mereka dikantin dengan seseorang yang sangat familiar bagiku.
"Eh ada Rafi juga disini. Yo, Ian kalian berdua mau ikut kita ke mall gak nih?" Tanya Tiyas
"Aku mau ikut. Sekalian mau refreshing hehe" kata Tyo
"Aku juga sama kayak Tyo. Pasti ikuttt!" Seru Rian
"Kalo aku ikut bisa gak?" Tanya Rafi
"Hah? Kamu mau ikut? Ngimpi aja kali!"Kataku ketus
"Alza, gak bisa gitu. Kamu harus maafin sikap dia waktu itu." Kata Fitri
"Ih apaan sih. Dia aja gak mau maafin aku" kataku
"Jadi aku gak bisa ikut ya?" Tanya Rafi
"Gak!" Bentakku.
Tiba-tiba si Ayu menutup mulutku dengan tangannya sehingga aku tidak bisa berbicara
"Kamu bisa kok" kata Ayu
"Oke makasih" kata Rafi
Disitu aku sangat bete. Beteku sudah mencapai tingkat max! Kenapa dia harus ikut sih?Ah sebel! Sesampai di mall kita sepakat untuk nonton bioskop. Setelah kita membeli tiketnya, kita pun masuk ke dalam bioskop. Dan yang nyebelinnya lagi, aku duduk disamping Rafi! Ini benar-benar hari buruk! Film pun dimulai. Tiba-tiba ada orang yang memegang tanganku.
"Za, maafin aku waktu kejadian di kantin ya. Itu aku lagi badmood banget dan ditambah kamu gak sengaja nyemprot aku pake air. Emosiku jadi gak terkendali" jelas Rafi
"Gak usah pegang tangan aku!" Kataku ketus
"Aku minta maaf ya Za. Aku nyesel banget" kata Rafi memelas
"Yaudah aku maafin. Emangnya kamu kenapa bisa badmood gitu? Maaf ya nanya gini"
"Aku abis putus dari pacarku. Karena aku jujur kalo aku udah suka sama orang lain "
"Hah? Kamu itu gila atau sinting sih?" Kataku kaget
"Lagian kalo aku udah suka sama orang lain buat apa diterusin hubungan aku sama dia"
"Yaudah deh terserah kamu ya"
Aku kembali menikmati film. Film itu sangat seru.Aku sangat suka film action. Tak terasa filmnya sudah habis. Kita langsung keluar bioskop dan menuju restoran favorite kami. Kami sering sekali kesini. Sampai-sampai manager dan pelayannya akrab dengan kami. Aku paling dengan dengan server yang bernama Mas Nino.
"Mas Ninoooooo" teriakku
"Eh ada Mba Alza dan teman-teman hehe. Mau pesen apa nih?"
"Kamu pesen apa Fi?" Kata Fitri
"Aku beef steak sama avocado juice aja" kata Rafi
"Kalo kita kayak biasa ya mas" kata Rian
"Oke. Tunggu ya" kata Mas Nino sambil tersenyum dan berlalu.
"Za, Rafi udah minta maaf kan?" Kata Tyo
"Loh? Kok kamu tau Yo?" Kataku heran
"Dia itu emang mau minta maaf tapi gatau gimana bilangnya. Jadi aku dan Rian menyusun rencana deh hehe" jelas Tyo
"Oalah. Pantes aja"
Rafi hanya tersenyum malu.
"Cie Alza udah baikan sama Rafi cieeee. Kayanya bakalan jadian nih bentar lagi "goda Rian
"Ih apaan deh Ian."
"Gapapa kali Za kalo kamu suka sama Rafi" kata Tiyas
"Gak ah. Apaan sih" kataku
"Bener nih aku bisa suka sama Alza? Sebenernya kan aku suka sama Alza" Kata Rafi
" HAH? APA KAMU BILANG? " Kataku kaget
"Cie Alza cieeee. Gapapa ambil aja Rafi, lagian aku kan udah move on dari dia haha" kata Fitri
"Ehm ehm. Kalo udah jadian PJ ya" kata Tiyas sambil menjulurkan lidah
"Apaan tuh PJ?" Kataku
"PJ itu Pajak Jadian. Hahaha" kata Tiyas tertawa.
"Ih apaan deh kalian semuaaaa" kataku sewot
Semuanya ikut tertawa. Rafi hanya tersenyum malu.Aku bingung dengan semua ini. Apa yang Rafi bilang itu benar? Kalo benar, berarti aku penyebab dia putus dengan pacarnya? Oh God! Ini tidak bagus! Aku jadi semakin bingung dengan hal ini. Makanan kami sudah tiba. Saatnya menyantapnya! Makanan ini sangat enak. Suasananya pun bagus. Detail interiornya aku sangat suka. Makanya aku betah berada di restoran ini. Makanan pun habis. Saatnya kami membayar.
"Mas Nino, minta billnya dong" kata Nurmala
"Iya mba Nurmala" jawab mas Nino sambil mengambil bill dan menghampiri kami sambil membawa bill.
"Eh aku traktir ya teman-teman" kata Rafi
"Wah asyik nih" kata Ayu
"Gak usah. Aku bisa bayar sendiri" kataku
"Gapapa Za. Mumpung aku lagi ada duit" kata Rafi
"Udah deh gak usah" jawabku.
Tiba-tiba Rafi memegang tanganku dan memperhatikanku. Lalu aku menepis tangannya
"Ehm ehm. Duh keselek nih" kata Rian
"Apaan deh Ian" kataku
"Aku bayar ya. Nih mas uangnya" kata Rafi
"Yaudah yuk kita pulang. Udah sore nih" kata Tiyas
"Yah masa aku gak main game sih? Aku pulangnya nanti aja ya. Aku pulangnya kayak biasa sama Rian, Alza dan Fitri "Kata Tyo. Tyo itu memang gamers.
"Yaudah. Aku pulang ya sama Ayu dan Nurmala. Bye muah" kata Tiyas sambil cium jauh
"Aku bisa ikut gak Yo?" Tanya Rafi
"Bisa aja. Ayo kita ke tempat game" kata Rian
"Aku sama Fitri ke butik yang biasa ya" kataku
"Eh aku ikut ya Za? Bisa kan?" Tanya Rafi memohon
"Kamu ngapain ikut? Mau shopping? Haha" kataku setengah tertawa
"Aku mau nemenin kamu" jawab Rafi enteng
"Oh ternyata Rafi mau pdkt nih sama Alza hahaha" kata Tyo
"Aku ke distro duluan ya. Udah gak sabar mau shopping hehe "kata Fitri langsung pergi
"Aku sama Rian ke tempat game biasa ya" kata Tyo sambil setengah berlari dengan Rian
"Loh? Aku sama siapa?" Tanyaku bingung
"Sama Rafi aja ya" kata Rian berteriak
"Yaudahlah. Kita mau kemana Fi?"Kataku pasrah
"Kita beli ice cream yuk" tawar Rafi
"Hmmm it 'sa good idea! LET'S GO" kataku
Aku berjalan dengan Rafi menuju ke toko ice cream. Entah kenapa aku merasa canggung dan hatiku deg-degan. Jangan sampe deh aku suka sama dia. Sesampainya di toko ice cream aku langsung memesan.
"Mas pesan ice cream coklat ya" kataku dan Rafi berbarengan.
"Kamu juga suka ice cream coklat Za?" Tanya Rafi
"Iya, aku suka banget. Kamu ngikutin aku nih" kataku jahil
"Yeh apaan deh. Geer banget nih ya" sambil mengacak-acak rambutku
"Mas mba ini ice creamnya" kata pelayan
"Iya makasih mas. Nih uangnya" kataku seraya membayar ice cream yang ku pesan
"Za, gak usah dibayarin gitu. Aku jadi gak enak" kata Rafi
"Gapapa kok, kan tadi kamu udah bayarin makan aku tadi"
"Oke makasih ya Za"
Kami pun menikmati ice cream itu sambil berjalan mencari Fitri. Ditengah perjalanan, aku sudah menemukan Fitri dengan tas-tas yang berisi barang belanjaannya.
"Ya ampun Fit banyak banget" kataku
"Hehe gapapa ah" kata Fitri cengengesan.
Lalu kami bertiga mencari Tyo dan Rian. Kami menemukan ditempat mereka biasa main. Ditempat game itu ternyata sepi. Tidak ada tanda-tanda adanya Tyo dan Rian. Biasanya kalo sudah main game, mereka suka berisik sendiri. Saat kita cari ternyata mereka tidak ada. Gimana ini?! Apa mereka sudah pulang duluan? Tapi mana mungkin?! Mereka itu paling betah main disini.
Part 5
"Fit kita udah muterin tempat ini 3 kali. Tapi mereka gak ada. Mungkin mereka udah pulang duluan. Kita pulang aja yuk" kataku yang sudah putus asa mencari Tyo dan Rian.
"Kalo mereka udah pulang duluan, pasti mereka sms atau telpon kita Za "jawab Fitri
"Hmmm .... Guys, aku mau ke toilet dulu ya bentar. tungguin ya" kata Rafi
"Yaudah tapi jangan lama-lama ya" kataku Rafi pun pergi ke toilet.
Sesampainya di toilet Rafi menemukan kejanggalan. Dia melihat seseorang berbadan kekar yang keluar dari toilet. Lalu dia mengeceknya.
"Loh? Tyo? Ngapain disini? Kamu kenapa? Kok tangan dan kaki kamu diikat? Mulut kamu juga ditutup lakban begitu. Rian mana?" Tanya Rafi panik.
Lalu dia membuka ikatan yang ada di tangan dan di kaki Tyo. Rafi juga membuka lakban yang ada di mulut Tyo.
"Rian mati Fi" jawab Tyo sambil menangis
"HAH?! JANGAN BOHONG YO! SERIUS. Jangan bercanda. INI GAK LUCU! Bentak Rafi
"Serius.Aku diikat gini sama orang yang berbadan kekar tadi. Tadi aku ngeliat Rian dibunuh. Aku ngeliat Rian dimutilasi. Aku tadi udah berusaha menyelamatkan Rian, tapi jumlah penjahat itu banyak. Aku tidak sanggup melawan "jelas Tyo
"Mendingan kita keluar dari sini. Nanti kita kerumah aku dulu mumpung orang tuaku sedang berada di luar negeri, nanti kamu jelasin sejelas-jelasnya "
"yasudah" jawab Tyo lemas
Tak lama kemudian aku melihat Rafi dan Tyo muncul. Aku tidak melihat tanda-tanda kemunculuan Rian. Aku bingung.
"Rian mana Yo? Kok muka kamu bonyok begitu? Ada apa ini? "Tanya Fitri panik
"Heh jangan main-main ya.Dimana Rian? "Tanyaku yang tak kalah panik
"Nanti kita jelasin. Kita harus kerumah aku. Kita mau jelasin semuanya "kata Rafi tegas
"Yaudah ayo cepetan" kata Fitri
Kita semua langsung menuju ke rumah Rafi. Untung saja Rafi dan Tyo tadi membawa motor. Akhirnya aku naik motor Rafi dan Fitri naik motor Tyo. Tyo dan Rafi mengendari motornya secepat kilat . Tidak lama kemudian kami sampai dirumah Rafi. Kami cepat-cepat masuk ke rumah Rafi dan memasuki kamar Rafi.
"Sekarang ceritain kejadiannya gimana. Harus sejelas-jelasnya "kataku
"Yo jelasin aja" kata Rafi
"Oke jadi gini ceritanya. Tempat main kita tumben sepi banget. Tadi waktu aku dan Rian main game di tempat biasa, tidak sengaja Rian menyenggol minuman orang kekar tadi. Lalu Rian di hajar oleh pria itu, karena aku tidak terima kalau Rian diperlakukan seperti itu aku memukul pria itu. Kami pun berkelahi hebat disitu. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang membawa aku dan Rian ke toilet. Sesampainya di toilet kita di jatuhkan. Aku juga sempat melihat salah satu dari mereka ada yang membawa fotonya Rian. Tiba-tiba Rian ditusuk perutnya oleh salah seorang yang membawa foto Rian. Aku langsung menghajar pria itu tapi rekan dari penjahat itu menghajarku dan aku diikat. Aku tidak bisa melawan karena jumlah mereka yang terlalu banyak. Penjahat yang membawa foto itu lalu mulai memotong-motong tubuh Rian "jelas Tyo sambil menangis ketika menjelaskan kejadian itu
"Terus? Ceritain lagi "kata Fitri penasaran
"Aku cuma bisa melihat tubuh Rian yang malang itu. Aku melihat kalau tulang Rian satu persatu diambil. Aku sampai mau muntah melihatnya. Lalu tubuh Rian dibawa oleh penjahat itu.Penjahat itu juga bilang kalau aku tidak bisa lapor polisi atau aku dan keluargaku akan dibunuh seperti yang mereka lakukan terhadap Rian "
"HAH?! KAMU JANGAN BOHONG! YA AMPUN SADIS BANGET ITU YO! "Kataku kaget sambil menangis
Aku sangat kaget mendengar cerita itu. Aku seakan tidak percaya dengan cerita Tyo. Apa salah Rian?! Apa karena dia menyenggol minuman pria itu sehingga ia dibunuh? Itu tidak mungkin! Itu hanya hal sepele! Aku jadi curiga dengan semua ini. Siapa yang tega membunuh Rian dengan cara sekeji ini?
"Yang aku aneh, kenapa penjahat itu punya foto Rian. Apa mungkin penjahat itu disuruh oleh seseorang? "Sambung Rafi
"Ah aku tidak tau. Aku bingung. Nanti bagaimana kalo ibu Rian bertanya padaku? Aku mau jawab apa? "Kata Tyo
"Sebaiknya kita selidiki hal ini sebelumnya. Sehingga kita tau siapa orang dibalik semua ini. Aku yakin ini pembunuhan berencana "kataku
"Aku takut Za" kata Fitri sambil menangis
"Kita semua takut Fit. Kita semua juga gak nyangka kalau ini terjadi. Tadinya kan kita mau have fun, tapi malah jadi begini "jawabku
"Oh iya, kamu pernah mendengar gak kalau ada kolektor tulang?" Kata Rafi
"Aku gak pernah mendengar hal itu. Emangnya ada ya? "Kataku
"Ada. Aku pernah baca di internet.Tapi dia itu orang luar negeri, bukan orang Indonesia. Apa mungkin mereka ya? Kan tadi kata Tyo, penjahat itu mengambil tulangnya Rian "
"Gak mungkin. Masa kolektor tulang itu ke Indonesia. Aku gak percaya "kata Fitri
"Kita harus katakan ini pada Nurmala, Tiyas dan Ayu" kataku
"Mendingan jangan Za. Kita selidikin ini dulu "saran Tyo
"Gak. Mereka juga kan temen kita. Nanti aku akan bilang ke mereka kalo mereka gak bisa bilang hal ini kepada siapapun termasuk keluarga Rian "
"Yaudah gapapa Yo. Kan mereka temen kita juga "kata Fitri menyetujui
"yasudah. Kalo mau bilang hal ini jangan di sekolah, harus di tempat yang tertutup. "Kata Tyo
"Iya tenang aja Yo. Aku dan Fitri mau pulang. Mau bareng gak Yo? "Tawarku
"Aku nanti dulu aja deh. Masih mau ngobrol sama Rafi "
"Yaudah aku pulang ya. Fi aku dan Fitri pulang dulu ya "
"Yaudah ayo aku antar ke depan"
"Iya makasih ya"
Kita diantar Rafi ke depan sampai naik angkutan umum. Ketika aku dan Fitri naik angkutan umum aku melihat Rafi yang berjalan ke rumahnya. Aku kembali memikirkan Rian . Seolah-olah kenangan-kenangan yang telah aku lewatkan bersama teman-teman dan Rian berputar layaknya film. Aku merindukan sosoknya dia yang ceria dan humoris. Aku tidak menyangka kalau hari ini adalah hari dimana aku melihat dirinya untuk yang terakhir kali. Tak terasa pipiku sudah basah oleh air mataku. Aku dan teman-temanku akan menyelidiki misteri ini!
0 komentar:
Posting Komentar