Hi guys;) aku mau post lagi nih dari part 6-7. kalau mau lebih update funfict aku, check fav twitter aku ya;;)
Musuh Dalam Selimut
Part 6
Hari ini adalah hari yang sangat memuakkan. Hari ini aku harus bercerita kepada teman-temanku tentang kejadian kemarin. Aku tidak siap untuk menceritakannya. Apalagi dulu Rian pernah bercerita kalau dia menyukai Tiyas. Rasanya aku tidak ingin masuk sekolah.
Semuanya pasti akan menanyakan
"kenapa Rian gak masuk?" Kalau aku menceritakan kepada teman-teman yang lain pasti semuanya akan rumit. Semuanya akan lapor ke polisi. Kalau mereka lapor polisi nyawa Tyo dan keluarga jadi taruhannya. Aku harus bagaimana?! Aku hanya anak kelas 8 SMP yang masih polos untuk terlibat dalam penyelidikan ini, tapi aku harus kuat menjalani ini demi Rian. Semoga saja Rian tenang di alam sana.m/,.
"Za kamu gak berangkat sekolah?" Tanya mamah
"Nanti aja mah. Aku males sekolah" jawabku
"Sekarang sudah jam 12. Kan kamu masuk jam setengah 1. Ayo cepat siap-siap, nanti kamu terlambat"
"Iya deh mah" jawabku malas
"Nurmala kesini gak Za?"
"Enggak mah. Dia berangkat duluan, tadi dia sms aku"
"Yaudah cepat sana siap-siap ke sekolah"
Aku bersiap-siap untuk sekolah dengan kemalasan tingkat full. Setelah siap, aku langsung berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum. Entah kenapa di sepanjang jalan aku merasa gelisah. Tubuhku bergetar, jantungku berdebar-debar, tanganku berkeringat dingin.
Sesampainya di sekolah aku langsung duduk ditempatku dengan tampang lesu. Aku juga melihat Rafi dan Fitri tampangnya sangat sedih dan lesu. Tyo tidak masuk sekolah karena kemarin tubuhnya bonyok dipukuli penjahat.
"Za tumben muka kamu lesu banget. Ada apa sih? Fitri dan Rafi juga begitu. Tyo kenapa gak masuk? Rian juga kenapa gak masuk?" Tanya Tiyas
"Nanti sepulang sekolah kita kumpul di rumah Rafi ya. Kebetulan orang tuanya sedang ada di luar negeri. Nanti aku ceritain semua disitu" jelasku
"Kenapa gak sekarang aja? Aku penasaran nih" kata Ayu
"Nanti aja, ada waktunya kok kamu tau ini semua" kataku sambil tersenyum
Bel berbunyi. Anak-anak berhamburan masuk ke kelas. Hari ini aku mengikutin pelajaran dengan sangat tidak bersemangat. Aku masih kepikiran kejadian kemarin. Pasti Tyo, Rafi, Fitri sama shocknya denganku. Nanti ketika Tiyas, Ayu dan Nurmala mengetahuinya akan sama shocknya sepertiku.
**
Bel pulang berbunyi. Oh God. It's time! Tapi aku masih tidak siap untuk menceritakan semuanya kepada Nurmala, Tiyas dan Ayu.
"Za, ayo kita kerumah Rafi. Yang lain udah pada nungguin di depan" kata Tiyas
"Iya sebentar. Aku rapihin buku dulu" jawabku
Setelah aku merapihkan buku, aku dan Tiyas menyusul teman-temanku yang lain ke depan sekolah. Kemudian kita berangkat bareng ke rumah Rafi. Di sepanjang perjalanan aku hanya diam sedangkan yang lain ngobrol. Fitri dan Rafi juga sama sepertiku, mereka hanya diam termenung. Sesampainya di rumah Rafi, kita semua diajak ke ruang keluarganya. Untung saja rumahnya sepi karena orangtuanya sedang ada di luar negeri.
"Fitri, Alza, Rafi ayo kamu ceritakan semuanya pada kami" kata Nurmala memulai pembicaraan
"Kamu aja ya Fi yang cerita, please" kata Fitri
Pertama-tama Rafi menghembuskan nafas terlebih dahulu. Huhhhhhh
"Jadi gini. Tempat main Tyo dan Rian tumben sepi banget. Saat Tyo dan Rian main game di tempat biasa, tidak sengaja Rian menyenggol minuman seorang pria. Lalu Rian di hajar oleh pria itu, karena Tyo tidak terima kalau Rian diperlakukan seperti itu Tyo memukul pria itu. Mereka pun berkelahi hebat disitu. Tiba-tiba ada sekumpulan orang yang membawa Tyo dan Rian ke toilet. Sesampainya di toilet Tyo dan Rian di jatuhkan. Tyo juga sempat melihat salah satu dari mereka ada yang membawa fotonya Rian. Tiba-tiba Rian ditusuk perutnya oleh salah seorang yang membawa foto Rian. Tyo langsung menghajar pria itu tapi rekan dari penjahat itu menghajarnya dan Tyo diikat. Dia tidak bisa melawan karena jumlah mereka yang terlalu banyak. Penjahat yang membawa foto itu lalu mulai memotong-motong tubuh Rian. Tyo cuma bisa melihat tubuh Rian yang malang itu. Tyo melihat kalau tulang Rian satu persatu diambil. Lalu tubuh Rian dibawa oleh penjahat itu. Penjahat itu juga bilang kalau Tyo tidak boleh lapor polisi atau Tyo dan keluarganya akan dibunuh seperti yang mereka lakukan terhadap Rian." Jelas Rafi
"Kamu pasti bohong" kata Ayu
"Dia serius yu! Kita gak bakal ngarang cerita kayak gini" kataku sebal
"JANGAN BOHONG FI!" Teriak Nurmala
Seketika itu juga Nurmala pingsan. Dia pasti kaget sekali mendengar ini. Lalu kami mengangkat Nurmala ke kamar Rafi. Dia tampak lemas.
Tidak lama kemudian Nurmala tersadar. Dia langsung menangis. Aku lalu memeluknya dan mengusap-usap punggungnya supaya ia tenang.
"Aku gak terima ini Za. Aku itu suka sama Rian. Aku gak terima orang yang aku sukai diperlakukan seperti ini" kata Nurmala sambil menangis
"Sudahlah La. Dia sudah tenang di alam sana. Kamu gak boleh nangisin dia lagi" kataku menenangkan
Nurmala masih menangis. Semuanya shock. Semuanya tampak tak percaya dengan kejadian itu. Aku mengajak Tiyas keluar kamar
"Yas, aku mau ngomong sesuatu" kataku
"Ngomong apa?" Jawab Tiyas
"Sebenernya Rian itu dari dulu suka sama kamu. Tadinya dia pengen nyatain cinta ke kamu tapi dianya keburu jadi seperti ini"
"Hah?! Ya ampun. Aku gak nyangka Za. Huh sudahlah, lagian dia sudah tenang di alam sana"
"Kita harus nyelidikin ini Yas. Aku gamau teman aku mati konyol. Dia tidak punya salah apa-apa tapi diperlakukan seperti itu"
"Iya aku setuju Za. Kita mulai besok ya. Nanti aku bilangin teman-teman"
"Siappppp"
Besok aku dan teman-temanku harus memulai penyelidikan!
Musuh Dalam Selimut
Part 7
Hari ini adalah hari minggu. Hari ini kita libur. Jadi kita bisa menyelidiki kasus ini.
"Udah siap untuk penelitian hari ini?" Kata Rafi
"Sudah siap" kataku, Fitri, Nurmala, Ayu, Tiyas dan Tyo serempak
Tyo memutuskan untuk ikut dalam penelitian ini meskipun lukanya belum sembuh. Dia bertekad untuk menyelidiki hal ini demi teman baiknya, Rian. Kita berencana untuk kembali ke mall itu. Kita ingin melihat tempat-tempat kejadian peristiwa 2 hari yang lalu. Kemudian kita semua menuju mall itu. Pertama kita menuju tempat game. Aku melihat ada sebercak darah disitu.
"Eh liat deh" kataku sambil menunju sebercak darah itu
"Eh ini darah. Liat deh. Tapi darahnya udah kering gitu" kata Ayu
"Aku memang berkelahi disini, tapi gak mengeluarkan darah, aku berdarahnya di toilet. bukan disini" kata Tyo
"Ini darah Tyo mungkin" sambung Rafi
"Gak mungkin. Aku masih inget banget. Kita dianiayanya bukan disini, tapi di toilet" jelas Tyo.
Aku semakin yakin ada kejanggalan disini. Ah sudahlah, aku harus tetap fokus dalam penelitian ini.
"Mendingan kamu sama Rafi ke toilet aja deh Yo. Kan disitu tempat kejadiannya. Kan kalo yang cewe masuk ke situ gak lucu" kata Nurmala
"Hmm oke. Wait ya" kata Rafi
"Iya aku nunggu di restoran biasa ya. Nanti kamu fotoin semua tempat yang 2 hari kemarin. " Jelasku "Siap bos" jawab Tyo
Rafi dan Tyo menuju toilet. Aku dengan teman-teman sisanya, menuju restoran biasa. Di sini aku khawatir kalau bukti-bukti yang ada disana sudah hilang. Eh tunggu sebentar, bukankah Tyo tau wajah penjahat itu? Nanti aku akan bertanya padanya wajah penjahat itu. Sudah lama sekali di Rian dan Tyo tidak terlihat. Apa yang mereka lakukan sih? Kenapa bisa selama ini?! Aku sudah tidak sabar untuk melihat penelitiannya.
"Mereka kemana sih? Lama banget" kataku sebal
"Aku juga gatau. Cape aku nungguin mereka. Udah hampir 2 jam kita disini. Tugas mereka kan cuma foto TKP doang" jawab Tiyas
"Apa kita susul aja ? " Usul Fitri
"Gila kalo kita nyusul. Kan dia lagi di toilet cowo" kataku
"Ya terus gimana dong?" Kata Nurmala
"Kita tunggu mereka dulu aja deh ya" kata Ayu.
Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk.
From: Tyo
Za, suruh teman-teman kamu pulang. Kamu jangan pulang, nanti kita ketemuan di toko ice cream ya.
Hah?! Apa maksud dia? Aku semakin tidak mengerti. Akhirnya aku menuruti isi pesan itu. Aku menyuruh mereka pulang dengan alasan Tyo sudah pulang dan aku ada urusan. Aku pun langsung menuju toko ice cream. Sesampainya disana, aku melihat Tyo sedang duduk sendiri tanpa ditemani Rafi.
"Hei Yo" sapaku
"Hei Za. Sini duduk" jawab Tyo
"Oke. Kenapa kamu nyuruh teman-teman pulang? Rafi mana?"
"Aku cuma mau ngobrol berdua aja. Rafi udah pulang duluan "
"Mau ngomong apa?" Tanyaku heran. Tidak biasanya Tyo seperti ini
"Za aku mau ngomong jujur ya sama kamu. Sebenernya itu ............... aku sayang sama kamu"
Aku sontak kaget. Aku tidak percaya dia ngomong seperti ini. Bagaimana dengan Ayu? Kataku dalam hati
"Hmmmm ..... terus?" Jawabku canggung
"Kamu mau jadi pacar aku?" Sambil meraih tanganku dan menggegamnya
Oh my God! Ini sangat tidak bagus! Barusan Tyo menyatakan cinta padaku dan ia ingin menjadi pacarku. Aduh. Aku harus bilang apa?! Padahal waktu itu aku sudah move on darinya. Kenapa sekarang hatiku deg-degan? Huh! Apa yang harus aku lakukan? God, please help me!
"Hmmmm .... aku jawabnya nanti ya. Kan kamu tau sendiri kalau Ayu suka sama kamu. Lagian kita sedang mengadakan penelitian tentang kasus kematian Rian"
"Yaudah iya. Apapun keputusan kamu, aku akan menghargainya"
" Thank you Yo "
"Ur welcome Za" "
Yo kita pulang aja yuk."
"Hmm ayo. Aku anterin ya"
"Gausah deh. Aku bisa pulang sendiri kok"
"Beneran nih? Aku gamau orang yang aku sayangi kenapa-kenapa" sambil mengedipkan mata
"Apaan deh Yo. Lagian aku bisa jaga diri kok"
Lalu aku dan Tyo pulang. Aku memutuskan untuk pulang sendiri. Aku takut jika teman-temanku mengetahui ini. Oke sekarang aku ditambah menjadi bingung. Masalah-masalah tampaknya datang menyerbuku. Rasanya aku ingin keluar dari semua masalah ini.
***
Hari senin adalah hari yang paling aku benci. Pelajaran-pelajaran hari ini suram semua. Tiba-tiba Ayu datang ke tempat dudukku.
"Za kemarin Tyo ngomong sama aku" kata Ayu
"Kamu kemarin ketemuan sama dia?" Kataku penasaran
"Iya aku ketemuan di cafe. dikirain aku, dia bakalan nembak aku, eh ternyata ...."
"Ternyata apa?" Aku semakin penasaran
"Ternyata dia gak suka sama aku Za. Dia suka sama salah satu diantara teman-teman kita. Dia cuma nganggep aku teman biasa" jawabnya sambil memelukku dan menangis
Ya ampun. Ternyata Tyo benar-benar suka denganku. Apa yang harus aku lakukan? Atau aku harus ngomong jujur tentang kejadian kemarin?! Tapi aku takut nantinya di bilang sebagai pengkhianat. Kataku dalam hati
"Udah Yu. Kamu sabar aja. Lagian kalau dia gak suka sama kamu, kamu bisa apa? Perasaan itu gak bisa dipaksa. Kamu harus ikhlas" sambil mengusap-usap punggungnya
"Tapi aku sayang banget sama dia Za. Apa aku gak berhak untuk bahagia "
"Semua orang berhak untuk bahagia. Mungkin kamu belum menemukan pria yang cocok buat kamu. Semuanya sudah diatur Yu. Kamu harus tabah dan ikhlas mengahadapi ini. Lebih menyakitkan jika orang yang kita sayangi bersama kita tidak bahagia daripada melihatnya bahagia dengan perempuan lain "aku menasihatinya
"Iya Za sekarang aku mengerti. Makasih ya atas sarannya" dia kembali memelukku.
Lalu dia melepaskan pelukannya dan kembali ke tempat duduknya. Semoga saja dia bisa mengikhlaskan Tyo. Loh? Kenapa aku jadi berharap Ayu bisa mengikhlaskan Tyo? Sebenarnya apa sih yang terjadi denganku?! Aku bingung dengan perasaan ini. Oh iya, bagaimana ya kondisi Rafi? Kenapa dia tidak masuk hari ini? Tumben sekali. Atau dia sakit? Pokoknya sehabis pulang sekolah aku akan mengunjunginya untuk memastikan keadaannya. Aku agak khawatir dengannya. Apakah ini tanda-tanda kalau aku suka sama Rafi? Aku sendiri tidak mengerti dengan perasaanku saat ini.
Akhirnya pelajaran hari ini selesai. Cukup membosankan. Selama pelajaran berlangsung, Tyo bukannya memperhatikan penjelasan dari guru malah memperhatikanku. Sebenarnya aku rada risih dan senang. Risih karena dia selalu memperhatikan gerak gerikku dan senang karena disaat dia memperhatikanku, dia memperlihatkan wajahnya yang tampan dan matanya yang menawan. Tidak ku pungkiri dia memang benar-benar tampan.
Seperti rencanaku tadi, sepulang sekolah aku akan mengunjungi Rafi. Aku segera bergegas menuju gerbang sekolah lalu ke rumah Rafi. Tiba-tiba seseorang menarik lenganku.
"Za kamu mau kemana sendirian?" Tanya Tyo
"Oh ternyata kamu Yo, dikirain siapa. Aku mau ke rumah Rafi" jawabku
"Mau ngapain?" tanyanya heran
"Aku mau ngeliat keadaannya. Tadi kan dia gak masuk"
"Wah kamu perhatian banget ya sama Rafi" jawab Tyo dengan tampang cemberut
"Ah aku biasa aja. Kok muka kamu jadi begitu sih? Jelek tau haha"
"Abisnya kamu perhatian banget sama dia. Atau kamu suka sama dia? "
"Udah deh ya. Aku mau ke rumah Rafi"
"Aku temenin ya Za. Kamu harus mau!" Katanya langsung menarik lenganku menuju tempat parkir.
Aku memutar dua bola mataku. Huh. Dasar tukang paksa.Dia langsung menyalakan motornya dan menyuruhku untuk naik motornya. Aku terpaksa untuk mengikuti perintahnya. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan mengusap-usap tanganku. Aku biarkan saja dia seperti itu karena aku memang suka dengannya meskipun kita belum ada hubungan apa-apa. Perutku terasa seperti ada kupu-kupu yang beterbangan. Akhir-akhir ini aku sering memikirkannya dan aku mulai suka lagi padanya. Aku sangat nyaman berada di dekatnya.
Sesampainya dirumah Rafi, Tyo langsung memakirkan motornya disamping rumah Rafi. Aku turun dari motornya disusul Tyo. Tyo menggenggam tanganku erat mengisyaratkan dia tidak mau jauh dariku. Hatiku semakin bergejolak. Ada dua pria yang saat ini menyukaiku. Tyo dan Rafi. Dan ...... sampai saat ini aku belum mengetahui kalau Ayu sudah move on atau belum. Tyo melihat kearah jendela. Seketika itu juga dia kaget dan mengajakku bersembunyi.
"Kamu kenapa sih?" Tanyaku heran
"Loh itu kan penjahat yang bawa-bawa fotonya Rian, Za" kata Tyo kaget
"Hah?! Serius?!" Kataku tak kalah kagetnya.
"Tapi ngapain penjahat itu ada di rumah Rafi. Akrab banget lagi sama Rafi" Aku semakin bingung. Sebenarnya ada apa ini?!
Musuh Dalam Selimut
Part 6
Hari ini adalah hari yang sangat memuakkan. Hari ini aku harus bercerita kepada teman-temanku tentang kejadian kemarin. Aku tidak siap untuk menceritakannya. Apalagi dulu Rian pernah bercerita kalau dia menyukai Tiyas. Rasanya aku tidak ingin masuk sekolah.
Semuanya pasti akan menanyakan
"kenapa Rian gak masuk?" Kalau aku menceritakan kepada teman-teman yang lain pasti semuanya akan rumit. Semuanya akan lapor ke polisi. Kalau mereka lapor polisi nyawa Tyo dan keluarga jadi taruhannya. Aku harus bagaimana?! Aku hanya anak kelas 8 SMP yang masih polos untuk terlibat dalam penyelidikan ini, tapi aku harus kuat menjalani ini demi Rian. Semoga saja Rian tenang di alam sana.m/,.
"Za kamu gak berangkat sekolah?" Tanya mamah
"Nanti aja mah. Aku males sekolah" jawabku
"Sekarang sudah jam 12. Kan kamu masuk jam setengah 1. Ayo cepat siap-siap, nanti kamu terlambat"
"Iya deh mah" jawabku malas
"Nurmala kesini gak Za?"
"Enggak mah. Dia berangkat duluan, tadi dia sms aku"
"Yaudah cepat sana siap-siap ke sekolah"
Aku bersiap-siap untuk sekolah dengan kemalasan tingkat full. Setelah siap, aku langsung berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum. Entah kenapa di sepanjang jalan aku merasa gelisah. Tubuhku bergetar, jantungku berdebar-debar, tanganku berkeringat dingin.
Sesampainya di sekolah aku langsung duduk ditempatku dengan tampang lesu. Aku juga melihat Rafi dan Fitri tampangnya sangat sedih dan lesu. Tyo tidak masuk sekolah karena kemarin tubuhnya bonyok dipukuli penjahat.
"Za tumben muka kamu lesu banget. Ada apa sih? Fitri dan Rafi juga begitu. Tyo kenapa gak masuk? Rian juga kenapa gak masuk?" Tanya Tiyas
"Nanti sepulang sekolah kita kumpul di rumah Rafi ya. Kebetulan orang tuanya sedang ada di luar negeri. Nanti aku ceritain semua disitu" jelasku
"Kenapa gak sekarang aja? Aku penasaran nih" kata Ayu
"Nanti aja, ada waktunya kok kamu tau ini semua" kataku sambil tersenyum
Bel berbunyi. Anak-anak berhamburan masuk ke kelas. Hari ini aku mengikutin pelajaran dengan sangat tidak bersemangat. Aku masih kepikiran kejadian kemarin. Pasti Tyo, Rafi, Fitri sama shocknya denganku. Nanti ketika Tiyas, Ayu dan Nurmala mengetahuinya akan sama shocknya sepertiku.
**
Bel pulang berbunyi. Oh God. It's time! Tapi aku masih tidak siap untuk menceritakan semuanya kepada Nurmala, Tiyas dan Ayu.
"Za, ayo kita kerumah Rafi. Yang lain udah pada nungguin di depan" kata Tiyas
"Iya sebentar. Aku rapihin buku dulu" jawabku
Setelah aku merapihkan buku, aku dan Tiyas menyusul teman-temanku yang lain ke depan sekolah. Kemudian kita berangkat bareng ke rumah Rafi. Di sepanjang perjalanan aku hanya diam sedangkan yang lain ngobrol. Fitri dan Rafi juga sama sepertiku, mereka hanya diam termenung. Sesampainya di rumah Rafi, kita semua diajak ke ruang keluarganya. Untung saja rumahnya sepi karena orangtuanya sedang ada di luar negeri.
"Fitri, Alza, Rafi ayo kamu ceritakan semuanya pada kami" kata Nurmala memulai pembicaraan
"Kamu aja ya Fi yang cerita, please" kata Fitri
Pertama-tama Rafi menghembuskan nafas terlebih dahulu. Huhhhhhh
"Jadi gini. Tempat main Tyo dan Rian tumben sepi banget. Saat Tyo dan Rian main game di tempat biasa, tidak sengaja Rian menyenggol minuman seorang pria. Lalu Rian di hajar oleh pria itu, karena Tyo tidak terima kalau Rian diperlakukan seperti itu Tyo memukul pria itu. Mereka pun berkelahi hebat disitu. Tiba-tiba ada sekumpulan orang yang membawa Tyo dan Rian ke toilet. Sesampainya di toilet Tyo dan Rian di jatuhkan. Tyo juga sempat melihat salah satu dari mereka ada yang membawa fotonya Rian. Tiba-tiba Rian ditusuk perutnya oleh salah seorang yang membawa foto Rian. Tyo langsung menghajar pria itu tapi rekan dari penjahat itu menghajarnya dan Tyo diikat. Dia tidak bisa melawan karena jumlah mereka yang terlalu banyak. Penjahat yang membawa foto itu lalu mulai memotong-motong tubuh Rian. Tyo cuma bisa melihat tubuh Rian yang malang itu. Tyo melihat kalau tulang Rian satu persatu diambil. Lalu tubuh Rian dibawa oleh penjahat itu. Penjahat itu juga bilang kalau Tyo tidak boleh lapor polisi atau Tyo dan keluarganya akan dibunuh seperti yang mereka lakukan terhadap Rian." Jelas Rafi
"Kamu pasti bohong" kata Ayu
"Dia serius yu! Kita gak bakal ngarang cerita kayak gini" kataku sebal
"JANGAN BOHONG FI!" Teriak Nurmala
Seketika itu juga Nurmala pingsan. Dia pasti kaget sekali mendengar ini. Lalu kami mengangkat Nurmala ke kamar Rafi. Dia tampak lemas.
Tidak lama kemudian Nurmala tersadar. Dia langsung menangis. Aku lalu memeluknya dan mengusap-usap punggungnya supaya ia tenang.
"Aku gak terima ini Za. Aku itu suka sama Rian. Aku gak terima orang yang aku sukai diperlakukan seperti ini" kata Nurmala sambil menangis
"Sudahlah La. Dia sudah tenang di alam sana. Kamu gak boleh nangisin dia lagi" kataku menenangkan
Nurmala masih menangis. Semuanya shock. Semuanya tampak tak percaya dengan kejadian itu. Aku mengajak Tiyas keluar kamar
"Yas, aku mau ngomong sesuatu" kataku
"Ngomong apa?" Jawab Tiyas
"Sebenernya Rian itu dari dulu suka sama kamu. Tadinya dia pengen nyatain cinta ke kamu tapi dianya keburu jadi seperti ini"
"Hah?! Ya ampun. Aku gak nyangka Za. Huh sudahlah, lagian dia sudah tenang di alam sana"
"Kita harus nyelidikin ini Yas. Aku gamau teman aku mati konyol. Dia tidak punya salah apa-apa tapi diperlakukan seperti itu"
"Iya aku setuju Za. Kita mulai besok ya. Nanti aku bilangin teman-teman"
"Siappppp"
Besok aku dan teman-temanku harus memulai penyelidikan!
Musuh Dalam Selimut
Part 7
Hari ini adalah hari minggu. Hari ini kita libur. Jadi kita bisa menyelidiki kasus ini.
"Udah siap untuk penelitian hari ini?" Kata Rafi
"Sudah siap" kataku, Fitri, Nurmala, Ayu, Tiyas dan Tyo serempak
Tyo memutuskan untuk ikut dalam penelitian ini meskipun lukanya belum sembuh. Dia bertekad untuk menyelidiki hal ini demi teman baiknya, Rian. Kita berencana untuk kembali ke mall itu. Kita ingin melihat tempat-tempat kejadian peristiwa 2 hari yang lalu. Kemudian kita semua menuju mall itu. Pertama kita menuju tempat game. Aku melihat ada sebercak darah disitu.
"Eh liat deh" kataku sambil menunju sebercak darah itu
"Eh ini darah. Liat deh. Tapi darahnya udah kering gitu" kata Ayu
"Aku memang berkelahi disini, tapi gak mengeluarkan darah, aku berdarahnya di toilet. bukan disini" kata Tyo
"Ini darah Tyo mungkin" sambung Rafi
"Gak mungkin. Aku masih inget banget. Kita dianiayanya bukan disini, tapi di toilet" jelas Tyo.
Aku semakin yakin ada kejanggalan disini. Ah sudahlah, aku harus tetap fokus dalam penelitian ini.
"Mendingan kamu sama Rafi ke toilet aja deh Yo. Kan disitu tempat kejadiannya. Kan kalo yang cewe masuk ke situ gak lucu" kata Nurmala
"Hmm oke. Wait ya" kata Rafi
"Iya aku nunggu di restoran biasa ya. Nanti kamu fotoin semua tempat yang 2 hari kemarin. " Jelasku "Siap bos" jawab Tyo
Rafi dan Tyo menuju toilet. Aku dengan teman-teman sisanya, menuju restoran biasa. Di sini aku khawatir kalau bukti-bukti yang ada disana sudah hilang. Eh tunggu sebentar, bukankah Tyo tau wajah penjahat itu? Nanti aku akan bertanya padanya wajah penjahat itu. Sudah lama sekali di Rian dan Tyo tidak terlihat. Apa yang mereka lakukan sih? Kenapa bisa selama ini?! Aku sudah tidak sabar untuk melihat penelitiannya.
"Mereka kemana sih? Lama banget" kataku sebal
"Aku juga gatau. Cape aku nungguin mereka. Udah hampir 2 jam kita disini. Tugas mereka kan cuma foto TKP doang" jawab Tiyas
"Apa kita susul aja ? " Usul Fitri
"Gila kalo kita nyusul. Kan dia lagi di toilet cowo" kataku
"Ya terus gimana dong?" Kata Nurmala
"Kita tunggu mereka dulu aja deh ya" kata Ayu.
Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk.
From: Tyo
Za, suruh teman-teman kamu pulang. Kamu jangan pulang, nanti kita ketemuan di toko ice cream ya.
Hah?! Apa maksud dia? Aku semakin tidak mengerti. Akhirnya aku menuruti isi pesan itu. Aku menyuruh mereka pulang dengan alasan Tyo sudah pulang dan aku ada urusan. Aku pun langsung menuju toko ice cream. Sesampainya disana, aku melihat Tyo sedang duduk sendiri tanpa ditemani Rafi.
"Hei Yo" sapaku
"Hei Za. Sini duduk" jawab Tyo
"Oke. Kenapa kamu nyuruh teman-teman pulang? Rafi mana?"
"Aku cuma mau ngobrol berdua aja. Rafi udah pulang duluan "
"Mau ngomong apa?" Tanyaku heran. Tidak biasanya Tyo seperti ini
"Za aku mau ngomong jujur ya sama kamu. Sebenernya itu ............... aku sayang sama kamu"
Aku sontak kaget. Aku tidak percaya dia ngomong seperti ini. Bagaimana dengan Ayu? Kataku dalam hati
"Hmmmm ..... terus?" Jawabku canggung
"Kamu mau jadi pacar aku?" Sambil meraih tanganku dan menggegamnya
Oh my God! Ini sangat tidak bagus! Barusan Tyo menyatakan cinta padaku dan ia ingin menjadi pacarku. Aduh. Aku harus bilang apa?! Padahal waktu itu aku sudah move on darinya. Kenapa sekarang hatiku deg-degan? Huh! Apa yang harus aku lakukan? God, please help me!
"Hmmmm .... aku jawabnya nanti ya. Kan kamu tau sendiri kalau Ayu suka sama kamu. Lagian kita sedang mengadakan penelitian tentang kasus kematian Rian"
"Yaudah iya. Apapun keputusan kamu, aku akan menghargainya"
" Thank you Yo "
"Ur welcome Za" "
Yo kita pulang aja yuk."
"Hmm ayo. Aku anterin ya"
"Gausah deh. Aku bisa pulang sendiri kok"
"Beneran nih? Aku gamau orang yang aku sayangi kenapa-kenapa" sambil mengedipkan mata
"Apaan deh Yo. Lagian aku bisa jaga diri kok"
Lalu aku dan Tyo pulang. Aku memutuskan untuk pulang sendiri. Aku takut jika teman-temanku mengetahui ini. Oke sekarang aku ditambah menjadi bingung. Masalah-masalah tampaknya datang menyerbuku. Rasanya aku ingin keluar dari semua masalah ini.
***
Hari senin adalah hari yang paling aku benci. Pelajaran-pelajaran hari ini suram semua. Tiba-tiba Ayu datang ke tempat dudukku.
"Za kemarin Tyo ngomong sama aku" kata Ayu
"Kamu kemarin ketemuan sama dia?" Kataku penasaran
"Iya aku ketemuan di cafe. dikirain aku, dia bakalan nembak aku, eh ternyata ...."
"Ternyata apa?" Aku semakin penasaran
"Ternyata dia gak suka sama aku Za. Dia suka sama salah satu diantara teman-teman kita. Dia cuma nganggep aku teman biasa" jawabnya sambil memelukku dan menangis
Ya ampun. Ternyata Tyo benar-benar suka denganku. Apa yang harus aku lakukan? Atau aku harus ngomong jujur tentang kejadian kemarin?! Tapi aku takut nantinya di bilang sebagai pengkhianat. Kataku dalam hati
"Udah Yu. Kamu sabar aja. Lagian kalau dia gak suka sama kamu, kamu bisa apa? Perasaan itu gak bisa dipaksa. Kamu harus ikhlas" sambil mengusap-usap punggungnya
"Tapi aku sayang banget sama dia Za. Apa aku gak berhak untuk bahagia "
"Semua orang berhak untuk bahagia. Mungkin kamu belum menemukan pria yang cocok buat kamu. Semuanya sudah diatur Yu. Kamu harus tabah dan ikhlas mengahadapi ini. Lebih menyakitkan jika orang yang kita sayangi bersama kita tidak bahagia daripada melihatnya bahagia dengan perempuan lain "aku menasihatinya
"Iya Za sekarang aku mengerti. Makasih ya atas sarannya" dia kembali memelukku.
Lalu dia melepaskan pelukannya dan kembali ke tempat duduknya. Semoga saja dia bisa mengikhlaskan Tyo. Loh? Kenapa aku jadi berharap Ayu bisa mengikhlaskan Tyo? Sebenarnya apa sih yang terjadi denganku?! Aku bingung dengan perasaan ini. Oh iya, bagaimana ya kondisi Rafi? Kenapa dia tidak masuk hari ini? Tumben sekali. Atau dia sakit? Pokoknya sehabis pulang sekolah aku akan mengunjunginya untuk memastikan keadaannya. Aku agak khawatir dengannya. Apakah ini tanda-tanda kalau aku suka sama Rafi? Aku sendiri tidak mengerti dengan perasaanku saat ini.
Akhirnya pelajaran hari ini selesai. Cukup membosankan. Selama pelajaran berlangsung, Tyo bukannya memperhatikan penjelasan dari guru malah memperhatikanku. Sebenarnya aku rada risih dan senang. Risih karena dia selalu memperhatikan gerak gerikku dan senang karena disaat dia memperhatikanku, dia memperlihatkan wajahnya yang tampan dan matanya yang menawan. Tidak ku pungkiri dia memang benar-benar tampan.
Seperti rencanaku tadi, sepulang sekolah aku akan mengunjungi Rafi. Aku segera bergegas menuju gerbang sekolah lalu ke rumah Rafi. Tiba-tiba seseorang menarik lenganku.
"Za kamu mau kemana sendirian?" Tanya Tyo
"Oh ternyata kamu Yo, dikirain siapa. Aku mau ke rumah Rafi" jawabku
"Mau ngapain?" tanyanya heran
"Aku mau ngeliat keadaannya. Tadi kan dia gak masuk"
"Wah kamu perhatian banget ya sama Rafi" jawab Tyo dengan tampang cemberut
"Ah aku biasa aja. Kok muka kamu jadi begitu sih? Jelek tau haha"
"Abisnya kamu perhatian banget sama dia. Atau kamu suka sama dia? "
"Udah deh ya. Aku mau ke rumah Rafi"
"Aku temenin ya Za. Kamu harus mau!" Katanya langsung menarik lenganku menuju tempat parkir.
Aku memutar dua bola mataku. Huh. Dasar tukang paksa.Dia langsung menyalakan motornya dan menyuruhku untuk naik motornya. Aku terpaksa untuk mengikuti perintahnya. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan mengusap-usap tanganku. Aku biarkan saja dia seperti itu karena aku memang suka dengannya meskipun kita belum ada hubungan apa-apa. Perutku terasa seperti ada kupu-kupu yang beterbangan. Akhir-akhir ini aku sering memikirkannya dan aku mulai suka lagi padanya. Aku sangat nyaman berada di dekatnya.
Sesampainya dirumah Rafi, Tyo langsung memakirkan motornya disamping rumah Rafi. Aku turun dari motornya disusul Tyo. Tyo menggenggam tanganku erat mengisyaratkan dia tidak mau jauh dariku. Hatiku semakin bergejolak. Ada dua pria yang saat ini menyukaiku. Tyo dan Rafi. Dan ...... sampai saat ini aku belum mengetahui kalau Ayu sudah move on atau belum. Tyo melihat kearah jendela. Seketika itu juga dia kaget dan mengajakku bersembunyi.
"Kamu kenapa sih?" Tanyaku heran
"Loh itu kan penjahat yang bawa-bawa fotonya Rian, Za" kata Tyo kaget
"Hah?! Serius?!" Kataku tak kalah kagetnya.
"Tapi ngapain penjahat itu ada di rumah Rafi. Akrab banget lagi sama Rafi" Aku semakin bingung. Sebenarnya ada apa ini?!
0 komentar:
Posting Komentar