Kepuasan
Kerja
Pengertian Kepuasan
Kerja
Edy Sutrisno (2011:74) menyatakan bahwa kepuasan
kerja adalah suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan
situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja,
dan hal – hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis. Kepuasan merujuk
pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
Aspek –
Aspek Kepuasan Kerja
Aspek – aspek yang diukur dalam kepuasan kerja
yaitu:
1. Kesesuaian
Seseorang akan merasakan kepuasan bila apa yang
didapat seseorang lebih dari apa yang diharapkan
2. Rasa adil
Kepuasan seseorang didapat bagaimana seseorang
merasakan adanya suatu keadilan atas situasi tertentu, dan dengan cara
membandingkan dirinya dengan orang lain.
3. Hilangnya
perasaan tidak puas
Merupakan faktor – faktor yang menjadi penyebab dan
ketidakpuasan seseorang. Faktor – faktor yang meliputi adalah gaji, penyelia,
teman kerja, kondisi kerja, kebijakan perusahaan dan kemanan kerja.
4. Satisfiers
Merupakan faktor – faktor yang menjadi sumber dari
kepuasan seseorang meliputi pekerjaan itu sendiri, prestasi kerja, kesempatan
untuk maju dalam pekerjaan, pengakuan terhadap prestasi, dan tanggung jawab.
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Edy Sutrisno (2014:80) mengatakan
faktor – faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja, yaitu:
1. Faktor
Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang
meliputi minat, nyaman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
keterampilan.
2. Faktor
Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi social baik antara
sesame karyawan, maupun dengan atasannya.
3. Faktor Fisik,
merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis
pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan (suhu, penerangan, pertukaran udara), kodisi kesehatan karyawan, umur
dan sebagainya.
4. Faktor
Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan
karyawan yang meliputi si stem dan besrnya gaji, jaminan
social, macam – macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan
sebagainya.
Konsekuensi Kepuasan Kerja
1. Kepuasan
dan Motivasi
Ada
hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja. Karena
kepuasan dengan pengawasan berkorelasi secara signifikan dengan motivasi, para
manager disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi kepuasan kerja. Para manager secara potensial meningkatkan
motivasi para karyawan melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja
2. Kepuasan
dan Keterlibatan dalam Pekerjaan
Keterlibatan
dalam pekerjaan merupakan keterlibatan individu dengan peran dalam
pekerjaannya.
3. Kepuasan
dengan OCB
Kepuasan
kerja dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi perilaku ekstra peran
(OCB). Bahwa logis menganggap kepuasan sebagai predictor utama OCB, karena
karyawan yang puas cenderung akan berbicara positif mengenai organisais,
membantu individu lain, dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka.
Selain itu, karyawan yang puas mungkin akan memberikan peran yang lebih karena merespon
pengalaman positif mereka.
4. Kepuasan
kerja dengan Komitmen Organisasi
Komitmen
organisasi mencerminkan bagaimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan
organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Para manager disarankan untuk
meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan mendapatkan tingkat komitmen yang
lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang tinggi dapat mempermudah terwujudnya
produktivitas yang lebih tinggi
Cara
Mengukur Kepuasan Kerja
Ada
tiga cara untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu :
1. Rating
Scales dan Kuesioner
Rating
scales dan kuesioner merupakan
pendekatan pengukuran kepuasan kerja yang paling umum dipakai dengan
menggunakan kuesioner dimana rating scales secara khusus
disiapkan. Dengan menggunakan metode ini, orang menjawab pertanyaan yang
memungkinkan mereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.
2. Critical
Incidents
Menjelaskan
kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang mereka rasakan terutama
memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema
yang mendasari.
3. Interviews
Interview
merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan wawancara tatap
muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung tentang sikap mereka,
dengan mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat
jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.
Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Semangat Kerja (Morale)
Faktor
sumber daya manusia merupakan tujuan utama dalam Pembangunan perusahaan hal ini
di karena hasil kinerja karyawan Sebagai penentu kelangsungan perusahaan
Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam menjalankan sistem perusahaan
karena jika karyawan tidakmelakukan pekerjaannya perusahaan tersebut akan
mengalami kegagalan. Peningkatan kinerja dapat dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan seperti, peningkatan kepuasan kerja dan semangat kerja.
Untuk
mengetahui kondisi kepuasan kerja melalui aspek ciri-ciri intrinsik pekerjaan,
gaji, penyeliaan, rekan kerja dan kondisi kerja. Semangat kerja diketahui
melalui dimensi semangat kerja yaitu: tingkat perilaku agresif, perasaan dalam
pekerjaan; kemampuan beradaptasi dan keterlibatan ego. Sedangkan kinerja karyawan
itu sendiri dapat dilihat dari: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan
waktu, efektifitas, kebutuhan pengawasan dan interpersonal impor.
Semangat Kerja
Semangat
kerja adalah sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seorang karyawan untuk
menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang
menyebabkan karyawan dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan
usaha-usaha kelompok sekerjanya.
Tingkat Stress
Ketika
seseorang mengalami stress seringkali sesuai dengan kondisi tubuhnya. Saat
stress seseorang kemungkinan akan mengalami beberapa hal sebagai berikut:
1. Tidak
fokus dalam melakukan aktivitas
2. Menangis
3. Psikosomatis
4. Bahkan
bisa melakukan tindakan yang melanggar norma.
Program, Fungsi dan Tipe Konseling
1. Crisis
Intervention Counseling
Intervensi
konseling krisis sebagai metode yang digunakan untuk menolong dalam situasi
segera, bantuan jangka pendek kepada individu yang mengalami masalah emosional,
mental, fisik dan perilaku distress atau masalah dari pengalaman atau kejadian
seperti: Bencana alam, Pelecehan atau pemerkosaan seksual,
perampokan, Sakit secara medik, Gangguan/sakit mental, Percobaan atau bunuh
diri, Kehilangan, cerai atau perubahan drastis dalam hubungan
2. Marriage
and Family Counseling
Konseling
pernikahan menciptakan dan memediasi satu lingkungan yang aman/nyaman untuk dua
pribadi dalam pernikahan untuk mendiskusikan apa masalah yang dimiliki
masing-masing terhadap pasangan, memecahkan perbedaan dan bekerja sama untuk
saling meningkat kanpemahaman.
3. Relationship
Counseling
Relationship
counseling menolong dua pribadi atau lebih dalam satu keluarga, pasangan,
pekerja atau majikan di dunia kerja, atau antara profesional dengan klien dalam
hubungan satu upaya untuk mengenal perbedaan
4. Guidance
and Career Counseling
BK
Karier membantu dan mengentaskan bagi individu yang mencari pekerjaan,
memutuskan di bidang akademik dan karier.
5. Rehabilitation
Counseling
Konseling
rehabilitasi menolong individu dengan fisik, mental perkembangan yang terlambat
dan gangguan otak) dan gangguan psikiatri untuk mencapai hidup yang produktif
dan mandiri.
6. Mental
Health Counseling
Konseling
kesehatan mental member perlakuan psikopatologi dan mempromosikan kesehatan
mental yang optimal dan hidup sehat.
7. Sexual
Trauma Counseling
Konseling
trauma seksual ini menyediakan layanan kepada anak dan orang dewasa yang
mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dan juga keluarga melalui pendidikan
masyarakat, advokasi danpemulihan.
8. AIDS
Counseling
Konseling
AIDS adalah satu spesialisasi dari konseling yang menghadapi pencegahan dari
peyakit dan pengobatan dari konseli yang di diagnosis dengan virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) atau (Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
9. Philosophical
Counseling
Konseling
Filosofi adalah konsleing menggunakan pengetahuan filososfis, analisis
konseptual, dan keterampilan logik untuk menemukan makna baru sebagai cara dan
ekspresi pemikiran.
10. Grief
and Bereavement Counseling
Konseling
kehilangan dan kematian adalah bentuk terapi khusus dengan tujuan menolong
individu dengan peristiwa kematian dan hadir di situasi kehilangan individu
dalam kesehatan mental.
11. Substance
Abuse Counseling
Konseling
penyalahgunaan zat adiktif menolong individu yang adiksi obat dan alkohol.
12. Transgender
Counseling
Konseling
transgender menolong individu transgender menerima keunikannya, ketimbang
menolak, memberontak atau malu atau bingung tentang dirinya, dan sosial
menerima apa adanya.
0 komentar:
Posting Komentar